Jawa Pos

Skabies Paling Banyak Dikeluhkan

-

SURABAYA – Poliklinik kulit dan kelamin di Rumah Sakit Paru di daerah Pegirian mendapat banyak keluhan tentang skabies atau lebih akrab disebut gudik. Keluhan bisa beragam, mulai gatal-gatal ringan sampai gatalgatal berat ketika malam.

Dokter Noormaini SpKK mengatakan, skabies disebabkan kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei. ”Penyakit ini memang ditandai dengan keluhan gatal, terutama saat malam, dan mudah menular melalui kontak, baik langsung maupun tidak langsung,” paparnya.

Penyakit tersebut sangat mudah menular lewat sentuhan. Baik secara langsung maupun melalui barang yang dipakai bersama. Misalnya, handuk. Karena itu, penyakit tersebut banyak ditemukan di kawasan padat penduduk dan higienitas­nya tidak terjaga.

Juga, di tempat yang berisi banyak penghuni sekaligus. ”Terutama di pondok pesantren dan asrama,” katanya. Pasien yang datang adalah santri-santri dari pesantren di sekitar rumah sakit tempatnya bekerja. Hal itu terjadi karena mereka hidup bersama. Tidurnya juga berbarenga­n. Poliklinik kulit dan kelamin di Rumah Sakit Paru

Penyakit ini memang ditandai dengan keluhan gatal, terutama saat malam, dan mudah menular melalui kontak, baik langsung maupun tidak langsung.”

dr Noormaini SpKK

Ninik –sapaan akrab dari Noormaini– menyatakan bahwa dirinya bisa menerima dua hingga tiga pasien dengan keluhan skabies dalam sehari. ”Jadi, dikalikan lima, seminggu bisa sampai 15 pasien,” tutur dokter 55 tahun tersebut. Dibandingk­an penyakit lain, keluhan skabies paling banyak.

”Penyakit skabies tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Harus dengan krim khusus,” jelasnya. Dalam obat tersebut dibutuhkan permethrin untuk menghentik­an gatal-gatal dan dampak penularan yang hebat. Dia juga memberikan tip. ”Setelah dioleskan, jangan sampai terkena air dulu selama 8–14 jam.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia