Tim Produksi Kontrol Candaan
Sutradara Terbaik
WALAUPUN rasa penasaran terhadap gosip masih menjadi bahan pendongkrak rating untuk talk show, tidak semua stasiun televisi menggunakannya sebagai pertimbangan. Salah satunya NET. Stasiun televisi yang mengudara sejak 2013 itu sama sekali tidak menyiarkan gelar wicara dengan unsur gosip, sensasi, ataupun konflik.
VP Production and Programming NET. Roan Yandie Anprira mengungkapkan bahwa NET. ingin memberikan sesuatu yang baru. ”Kalau pakem atau konsepnya sama seperti acara di televisi lain, kami cemas akan kalah saing atau tidak punya tempat,” ujar Roan ditemui di kantor NET. Jumat (23/3).
Kru produksi mengupayakan konten gelar wicara yang aman dan nyaman. Aman berarti bisa disaksikan siapa pun tanpa cemas konten tidak sesuai. Nyaman berarti bahwa konten acara bisa menghibur sekaligus memberi inspirasi bagi yang menonton. ”Kami ingin acara kami bisa menyasar target keluarga,” kata Roan.
Karena itu, dalam setiap gelar wicara yang disiarkan, tidak ada sesi untuk membahas gosip dan sensasi dari bintang tamu. ”Yang diangkat di program talk show NET. benar-benar prestasi atau hal-hal yang layak dipublikasikan dari si bintang tamu,” tegasnya.
Hal pribadi pun sama sekali tidak
BEBERAPA waktu lalu, presenter Deddy Corbuzier sempat mengunggah video yang menyinggung fenomena artis alay di acara yang juga alay. Definisi alay beragam. Mulai tidak mendidik, tidak berkualitas, hingga tidak etis. Walaupun Deddy tidak menyebut nama secara spesifik, tetap saja publik dan warganet mengaitkannya dengan sejumlah acara gelar wicara yang kerap disiarkan di televisi.
Predikat program alay pun sering mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Namun, hal itu tak menyurutkan rating dan share beberapa program talk show. Artinya, program tersebut masih laris. Tentu saja, stasiun televisi bisa mendapat untung dari segi bisnis.
Misalnya, Rumah Uya yang diproduksi Trans7.
Dalam program itu, Uya Kuya sebagai presenter
mempertemukan beberapa orang yang berkonflik. Dari pertemuan tersebut, ada dua kemungkinan. Yakni, berdamai atau tetap berkonflik hingga acara selesai.
Program Rumah Uya berlangsung sejak 2015. Rating dan share-nya cukup stabil, bahkan sempat meningkat. ’’Awalnya, kami sajikan konflik keluarga. Sekarang lebih luas, termasuk asmara,” papar produser Rumah Uya Irfa Dania saat ditemui di studio Trans7,
Jakarta, Kamis (22/3).
Menurut Irfa, daya tarik Rumah Uya adalah dibahas pada sesi bincang-bincang. Semua yang disiarkan untuk publik haruslah hal-hal yang memang layak diketahui banyak orang atau layak dikonsumsi secara masal. ”Lagi pula, kasihan rasanya kalau penonton disuguhi tayangan berita gosip atau sensasi dari hal pribadi,” ungkapnya.
Candaan di talk show diatur sedemikian rupa agar tetap aman disaksikan. Misalnya dalam program Ini Talk Show dengan presenter Sule dan Andre Taulany. Setiap candaan mereka dikontrol tim produksi agar tidak ada unsur perundungan atau candaan kasar. ”Kalau ada yang melanggar, di backstage dimintain denda lho,” bebernya.
Demikian pula program Tonight Show yang dipandu Vincent dan Desta sebagai host. Candaan host dijaga agar tetap sopan tapi sukses mengundang tawa. Bintang tamu juga tidak diabaikan, entah dengan melibatkannya dalam obrolan aktif atau permainan seru.
Strategi Roan dan timnya terbukti. Kekhasan program-program talk show NET. terjaga. Pelanggaran atau teguran dari KPI tidak pernah ada. Rating acara pun cukup bagus. ”Memang waktu untuk mencapai target rating tidak sebentar. Tapi, kami tetap nyaman dengan menjaga kualitas program agar tetap aman ditonton,” terang Roan. Saya nggak merasa sebutan artis alay ditujukan untuk saya kok. Yang penting saya happy dan enjoy karena bisa terlibat di acara yang dinikmati banyak orang. Pas diketawain banyak orang juga saya senang. Selama nge-host pun nggak ada beban dan asyik bisa bercanda dengan sesama host.” Seru rasanya bisa mempelajari karakter orang-orang yang hadir. Acara ini juga menantang sih karena semua berjalan live dan tanpa editan. Kalau ada yang bilang alay atau setting-an dan sejenisnya, ya itu sih sudah biasa ya.” Hiburan itu tidak harus menjelekkan orang lain atau membuka aib orang lain. Saya tidak setuju jika semua program itu (disebut) mendidik. Ada kok program yang tidak mendidik.” Hampir 90 persen tayangan televisi kita tidak mendidik. Sampai kapan kita mau membuat masa depan anak-anak kita menjadi semakin bodoh?” konflik yang disajikan serta penonton yang penasaran. Irfa mengklaim bahwa kru produksi benar-benar mencari orang yang bermasalah dan ingin dibantu tim Rumah Uya. Mereka biasanya mengirim e-mail ke tim produksi untuk kemudian ditindaklanjuti. ”Setiap hari kami cari orang yang punya masalah dan ingin ditampilkan di televisi,” ungkapnya.
Terkait hal pribadi yang diumbar ke ruang publik, Irfa mengungkapkan bahwa penyiaran program sudah mendapat persetujuan dari pihak terkait. ”Kami juga pasti mendengarkan masukan dari orangorang yang kami undang,” tegasnya.
Selama ini, program tersebut menjadi andalan Trans7. Rumah Uya menyumbang pemasukan sekitar 20 persen. Persentase itu cukup besar. Rating-nya pun stabil karena disiarkan saat sore.
Sementara itu, Pagi Pagi Pasti Happy (P3H) di TransTV bisa sukses karena rasa penasaran penonton akan gosip artis. Terlebih jika gosip tersebut mengandung unsur konflik.
Produser P3H La Ode Andika Hutama menjelaskan, awalnya, program yang dibawakan Nikita Mirzani dan Lee Jong-hoon itu tidak berupa bincang-bincang gosip. Pertama mengudara pada Maret 2017, P3H adalah acara pencarian bakat. Format kemudian diubah menjadi acara memasak dan games. Sayang, rating tak kunjung terdongkrak.
Berdasar riset Ode dan timnya, penonton P3H adalah netizen alias pengguna aktif internet. Selain itu, mereka penasaran akan kehidupan dan permasalahan artis. ”Apa pun gosip yang viral di internet, pasti banyak yang tertarik dan mau tahu,” kata Ode saat ditemui di studio TransTV pada Selasa (20/3).
Dari situ, Ode dan timnya mengubah format acara. Setiap hari diundang bintang tamu selebriti dengan sensasi yang sedang hangat. Sebagai tambahan, P3H mengadakan segmen telekonferensi bersama Minceu Lambe Turah yang sudah berhubungan erat dengan mereka. Maklum, Lambe Turah cukup hit di Instagram dan sesuai dengan karakteristik penonton P3H.
Benar saja, begitu diganti dengan format bincang-bincang gosip dan sensasi, rating P3H naik. Dari segi pemasukan, walaupun enggan menyebutkan persentasenya, Ode menilai P3H cukup menghasilkan. Buktinya, program tersebut bisa bertahan selama hampir setahun.
P3H sempat ditegur KPI lantaran mengumbar masalah pribadi ke ranah publik. Ode tak sepakat. Sebab, bahan perbincangan lebih dulu menjadi konsumsi publik. ”Buktinya, sudah banyak berita yang beredar terkait selebriti yang kami undang,” ujarnya.
Di samping sensasi dan konflik, keinginan masyarakat untuk melihat candaan menjadi pendongkrak rating gelar wicara. Acara bincang sebatas ngobrol dirasa tak ”mengenyangkan”. Selain dibumbui sensasi, cerita bintang tamu harus mengandung unsur jenaka.
Dari situ, lahirlah program Brownis atau Obrowlan Manis di TransTV. Cerita bintang tamu dikemas dalam bentuk humor. Hostnya adalah Ivan Gunawan, Wendy, Ruben Onsu, dan Ayu Ting Ting. Dalam reka adegan, misalnya, bintang tamu dan empat host
mengulang cerita bintang tamu dengan humor. Segala hal bisa dijadikan humor. Pokoknya ketawa.
”Sejauh ini, tanggapan penonton cukup bagus. Akhirnya, durasi yang awalnya satu jam kami tambah jadi satu setengah jam,” jelas Muhammad Aminullah, produser Brownis, saat ditemui di studio TransTV
Selasa (20/3).
Sama seperti Ode, Amin enggan menyebutkan persentase pemasukan yang dihasilkan Brownis untuk TransTV. Yang jelas, dengan penambahan jam dan frekuensi tayang, Brownis bisa diartikan sebagai andalan TransTV.
Anis ”Anabel” Rahayu, talent Brownis,
blak-blakan tentang pendapatan yang diperolehnya. ”Saya per hari dapat honor sekitar Rp 200 ribu. Seminggu bisa sampai Rp 1 juta. Itu lebih besar daripada pas saya jadi ART. Walaupun diketawain atau diejek orang, nggak apa-apa. Yang penting, saya kerja halal dan bisa menyekolahkan anak saya,” ungkapnya.
Berbekal rasa penasaran dan candaan, tiga talk show itu rupanya masih menjadi idaman. Pun, incaran rating serta share.
Selama menghasilkan keuntungan, program tersebut akan dipertahankan. Meski banyak teguran dan kritik yang harus diterima.
Pengabdi Setan
Ivan Gunawan, host Brownis
Uya Kuya, host Rumah Uya
Anji, musisi
Deddy Corbuzier, Presenter