Jawa Pos

Baru Hidup di 45 Menit Kedua

-

SURABAYA-Persebaya Surabaya mengawali kiprahnya di Liga 1 musim ini dengan raihan tiga angka. Tim berjuluk Green Force tersebut berhasil menundukka­n Perseru Serui di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya tadi malam J

Kemenangan itu sekaligus menjadikan Persebaya satu-satunya tim promosi yang sukses merebut angka. Dua tim promosi lainnya, PSMS Medan dan PSIS Semarang, takluk. Masing-masing di kandang Bali United dan PSM Makassar.

Meski menang, performa Persebaya di 45 menit pertama jauh di bawah standar. Serangan tak variatif, passing sering salah, dan pressing juga tak jalan.

Alhasil, Green Force total hanya melepaskan tiga tembakan di babak pertama. Itu pun tak ada yang tepat sasaran.

Namun, semua berubah di babak kedua. Persebaya tampil lebih hidup. Rapi dan agresif. Terbukti, mereka mampu melepaskan 12 tembakan di babak kedua. Empat di antaranya mengarah ke gawang. Termasuk gol dari Robertino Pugliara yang dicetak pada menit ke-70.

”Di babak pertama, kami masih mengikuti ritme permainan lawan,” ucap pelatih Persebaya Angel Alfredo Vera.

BekFabdryI­mbirimenam­bahkan, tensi laga pertama memang selalu beda.Apalagi,Persebayat­erakhirkal­i merasakan atmosfer kompetisi kasta teratas pada lima tahun silam.

”Motivasi berlipat untuk meraih kemenangan­dilagakand­angmenjadi kunci kebangkita­n,” kata Fandry.

Pelatih Perseru I Putu Gede mengakui hal tersebut. Menurutnya, fanatisme Bonek dalam mendukung Persebaya menjadi melecut Persebaya meraih kemenangan.

Tapi, meski kalah, Putu Gede mengaku tak menyesal. Sebab, dia menilai ada banyak pelajaran yang bisa diambil dalam laga tersebut. Salah satunya adalah menumpuk pemain belakang di kala tim tengah tertekan.

Pada menit 68, Putu Gede memasukkan Kunihiro Yamashita. Perseru pun bermain dengan tiga bek tengah. Sebelumnya, sudah ada Boman Irie dan Ronaldo Mesido.

”Ternyata satu menit kemudian kami malah kebobolan. Ini jadi pelajaran. Intinya, kalau tim sedang tertekan memasukkan pemain bertahan itu kurang efektif,” tegas Putu Gede.

Di sisi lain, meski meraih kemenangan, Alfredo menegaskan, anak asuhnya tetap memiliki pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Salah satunya adalah kemampuan membongkar tim yang terus bermain bertahan.

”Tapi secara kekompakan tim kami sudah bagus,” jelasnya.

Selain itu, Alfredo juga menyoroti anak asuhnya yang kurang agresif dalam mencari posisi kosong. Para pemain kurang bergerak saat tanpa bola. ”Pemain harus selalu siap berlari meskipun tanpa bola. Ini yang dilakukan untuk memecah kebuntuan saat lawan tim yang memiliki pertahanan kuat,” tambah mantan pelatih Persipura Jayapura itu.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia