Cari Untung Sekaligus Sokong Kedaulatan
KUALITAS senjata produksi perusahaan yang berkantor pusat di Bandung ini sudah teruji. Beberapa kali sukses mengantar prajurit TNI menjuarai kompetisi internasional. Tidak heran bila pasar luar negeri ikut jatuh hati. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos VIRDITA RIZKI RATRIANI dengan direktur utama PT Pindad (Persero). Pindad bertekad menjadi world class company di sektor pertahanan. Apa strateginya?
Kami mengadakan kerja sama strategis dengan perusahaan-perusahaan pertahanan dunia dalam rangka transfer of technology. Antara lain, FNSS (Turki), CMI (Belgia), Rheinmetal (Jerman), SAAB (Swedia), dan lain-lain. Melalui kerja sama tersebut, proses alih teknologi diharapkan berjalan lebih maksimal dan penguasaan teknologi perusahaan akan meningkat cepat.
Senjata produksi Pindad sudah dilirik pembeli dari luar negeri. Negara mana saja yang paling potensial dan produk apa yang diminati?
Ada beberapa negara di Asia dan Afrika. Kalau produk yang diminati, ya di antaranya, senapan serbu (SS), amunisi, dan kendaraan tempur seperti Panser Anoa.
Pindad mulai mendiversifikasi bisnis ke sektor komersial dengan memproduksi alat manufaktur listrik. Apa misinya?
Ya benar. Kami memproduksi generator 25 megawatt. Ini untuk mendukung program pemerintah yang hendak memenuhi target kebutuhan listrik 35.000 megawatt.
Tahun ini Pindad berencana memulai produksi masal medium tank. Bagaimana perkembangannya?
Medium tank rancangan Pindad dan FNSS ini memiliki kemampuan pertahanan balistik dan anti ancaman ranjau terkini. Dilengkapi kemampuan daya gempur yang luas mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar kendaraan tempur. Medium tank baru diperkenalkan pada HUT TNI pada 5 Oktober 2017. Yang jelas saat ini masih dalam proses pengembangan dan pengujian.
Apa tantangan terbesar Pindad dalam beberapa tahun ke depan?
Pindad sebagai BUMN di satu sisi dituntut profit. Di sisi lain, sebagai industri pertahanan dalam negeri, Pindad harus mendukung TNI/Polri dalam menjaga kedaulatan NKRI. Tantangannyaadalahbagaimanaperusahaanmenyeimbangkan kedua fungsi tersebut agar berjalan maksimal.