Jawa Pos

UT Mantapkan Diri sebagai Cyber University

Perluas Akses Pendidikan, Tingkatkan APK Perguruan Tinggi

-

BERDASAR fakta, angka partisipas­i kasar (APK) perguruan tinggi nasional baru mencapai sekitar 31,5 persen. Angka yang menunjukka­n tingkat pendidikan masyarakat sampai perguruan tinggi ini terbilang rendah. Hal itu disebabkan antara lain karena persoalan biaya dan letak geografis.

’’Untuk meningkatk­an APK perguruan tinggi, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menggadang-gadang sistem pembelajar­an jarak jauh sebagai solusi, seperti yang dilakukan oleh Universita­s Terbuka (UT),’’ ungkap Wakil Rektor Bidang Pengembang­an Institusi dan Kerjasama Universita­s Terbuka (UT) Moh. Muzzamil.

Cara tersebut efektif untuk mengatasi kendala yang saat ini dihadapi. Yakni, rasio dosen, keterbatas­an geografis, dan kebutuhan kelas. Hal itu menjadikan UT sebagai percontoha­n.

Dalam kunjungann­ya ke kantor redaksi koran Jawa Pos, UT juga mendiskusi­kan sistem pembelajar­an itu bersama tim redaksi. Muzammil menerangka­n misi utama UT sejak awal berdiri pada 1984 adalah untuk memperluas akses pendidikan ke seluruh negeri. ’’Saat itu banyak siswa yang tidak bisa tertampung di perguruan tinggi, termasuk di dalamnya wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal. Saat ini, dari total 300.000 mahasiswa UT, sebanyak 4.000 di antaranya berdomisil­i di luar negeri,” kata Muzzamil.

Saat ini, UT memanfaatk­an perkembang­an teknologi informasi dan komunikasi serta telah memantapka­n langkah sebagai cyber university. Proses registrasi, belajar, dan ujian dilakukan secara online.

Bahan ajar digital terintegra­si dengan audio dan video serta dapat diunduh di Playstore. Sedangkan ujian memanfaatk­an sistem proctoring online.

Banyak cerita unik yang dibagikan pihak UT saat bertemu dengan awak redaksi Jawa Pos. ’’Kami akan mengajak Jawa Pos berkunjung melihat kondisi geografis dan aktivitas mahasiswa yang akhirnya bisa melanjutka­n pendidikan tinggi karena ada UT,” cetus Kepala Unit Pembelajar­an Jarak Jauh (UPBJJ) UT Surabaya Teguh Prakoso.

Melalui UT juga, tenaga migran Indonesia yang berada di Taiwan, Korea, Malaysia, Hongkong, dan berbagai wilayah lain bisa mengenyam pendidikan. ’’Saat pulang ke Indonesia, level pendidikan­nya naik dan tidak lagi harus bekerja sebagai asisten rumah tangga,” cetus Teguh.

Namun tak sedikit juga mahasiswa UT yang sudah memiliki karir bagus seperti dokter yang mengambil magister manajemen. ’’Mereka yang sungguhsun­gguh belajar bisa selesai dalam waktu dua tahun. Ada juga yang besok pensiun, hari ini baru wisuda, ada staf instansi pemerintah, dan ada yang kuliah sampai 15 tahun karena ritme belajar yang bersangkut­an dirancang demikian,” papar Teguh.

Pemimpin Redaksi Jawa Pos Nurwahid yang pernah mengenyam pendidikan luar sekolah mengaku tertarik dengan background mahasiswa dan sisi lain pendidikan di UT. Sedangkan Wakil Pemimpin Redaksi Jawa Pos Abdul Rokhim memandang UT mampu memicu semangat belajar masyarakat. Kedatangan UT juga disambut oleh Direktur PT Jawa Pos Koran Ivan Firdaus.

 ??  ?? DISKUSI: Kedatangan Wakil Rektor Bidang Pengembang­an Institusi dan Kerja Sama UT Moh. Muzzamil dan Kepala UPBJJ UT Surabaya Teguh Prakoso disambut Pemred Jawa Pos Nurwahid dan Direktur PT Jawa Pos Koran Ivan Firdaus.
DISKUSI: Kedatangan Wakil Rektor Bidang Pengembang­an Institusi dan Kerja Sama UT Moh. Muzzamil dan Kepala UPBJJ UT Surabaya Teguh Prakoso disambut Pemred Jawa Pos Nurwahid dan Direktur PT Jawa Pos Koran Ivan Firdaus.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia