Tol Ngawi–Wilangan Beroperasi Kamis
Perpanjang Konsesi, Tarif Bakal Turun Rp 300 Per Km
JAKARTA – Presiden Joko Widodo, rencananya, meresmikan ruas tol Ngawi–Kertosono seksi I–III (Ngawi–Wilangan) pada Kamis mendatang (29/3). Ruas sepanjang 49,45 km tersebut akan menjadi jalan bebas hambatan pertama yang menerapkan penurunan tarif tol dengan opsi konsesi dan grouping golongan III–V.
”Presiden sudah memberikan kepastian. Peresmiannya di GT Madiun,” kata Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja kepada Jawa Pos saat peringatan Hari Air Sedunia 2018 di Jakarta kemarin (25/3). Pada 5 Maret lalu, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub telah menerbitkan sertifikat laik fungsi jalan tol. Sementara itu, sertifikat laik operasi dikeluarkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pada 6 Maret.
Pada 13-14 Maret juga telah dilakukan uji peralatan tol bersama. Pengujian tersebut mencakup kesiapan empat GT dalam melayani transaksi nontunai (cashless). Yakni GT Ngawi (dioperasikan PT JSN), GT Madiun, GT Caruban, dan GT Wilangan. Hasil pengujian menyatakan, keempat pintu gerbang tol siap dioperasikan.
Endra menambahkan, dengan adanya rasionalisasi tarif tersebut, tarif golongan I yang awalnya Rp 1.200 per km menjadi Rp 1.000 per km. Golongan II menjadi Rp 1.500 per km dan golongan III–V yang digabungkan menjadi satu golongan di golongan III menjadi Rp 2.000 per km.
”Konsesi tol Ngawi–Kertosono yang asalnya 35 tahun ini jadi 50 tahun. Tarifnya bisa turun Rp 200–Rp 300 per km. Sedangkan untuk tarif kendaraan logistik berat bisa turun sampai 30 persen. Dari yang awalnya tiga kali tarif golongan I jadi dua kali saja,” tambah Endra.
Rasionalisasi tarif tersebut akan diatur dalam kepmen yang sedang masuk tahap finalisasi oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). ”Jika waktunya ngejar, peresmian nanti sudah ada kepmen. Tapi, jika tidak, akan disusulkan. Tol juga kan digratiskan dulu untuk jangka waktu tertentu,” jelasnya. Setelah diterapkan di ruas Ngawi–Wilangan, opsi perpanjangan konsesi dan grouping golongan juga segera diterapkan di ruas tol lainnya.
Setelah tol Ngawi–Wilangan, tol Solo–Ngawi ruas Kartasura– Sragen menyusul dioperasikan. Kementerian PUPR menargetkan ruas tersebut bisa beroperasi pada April mendatang. Saat ini konstruksi yang menjadi porsi pemerintah sudah selesai 100 persen. Sedangkan yang dikerjakan PT SNJ mencapai 85 persen. Sementara itu, ruas Wilangan– Kertosono direncanakan beroperasi akhir 2018. Namun, untuk keperluan mudik, ruas tol tersebut akan dibuka dengan status fungsional.
Di bagian lain, selain banjir, DKI Jakarta juga terancam tenggelam. Permukaan tanah Jakarta setiap tahun turun alias mengalami land subsidence. Hal tersebut terjadi karena penggunaan air tanah oleh warga ibu kota masih sangat tinggi. Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, dari 10 juta–12 juta warga Jakarta di malam hari dan 20 juta di siang hari, 40 persennya masih menggunakan air tanah.
”Penggunaan air tanah secara berlebihan itu berdampak langsung pada penurunan permukaan tanah. Permukaan tanah Jakarta bisa turun 5–11 cm setiap tahun,” kata Imam. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Imam mengatakan, Kementerian PUPR terus mengupayakan peningkatan pasokan air bagi warga ibu kota melalui sistem perpipaan dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur dan SPAM Waduk Karian.
Konsesi tol Ngawi– Kertosono yang asalnya 35 tahun ini jadi 50 tahun. Tarifnya bisa turun Rp 200–Rp 300 per km.” ENDRA S. ATMAWIDJAJA Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR