Jawa Pos

Dua Bulan tanpa Kemajuan

Anggota Pansus RDTRK Keluhkan Kinerja

-

SURABAYA – Panitia khusus (pansus) raperda rencana detail tata ruang kota (RDTRK) dinilai lamban oleh anggota sendiri. Sebab, sejak dibentuk 19 Januari lalu, belum ada pembahasan secara mendetail soal peruntukan dan zonasi kota itu.

Anggota pansus M. Machmud menerangka­n bahwa waktu pembahasan pansus sudah terbuang sia-sia satu bulan. Sebab, sebulan setelah pansus dibentuk, rapat tidak dilakukan sama sekali. Rapat baru dilakukan sebulan belakangan. ’’Yang dibahas cuma pendalaman istilah-istilah tok. Belum ke substansi detail,’’ ujar politikus Demokrat itu.

Menurut dia, RDTRK sangat penting bagi arah pembanguna­n kota. Pembahasan RDTRK tersebut bakal diikuti dengan dibukanya peta peruntukan dan zona yang lebih detail. Dari peta berskala 1:5.000 itu, akan diketahui daerah mana saja yang melanggar peruntukan. Peruntukan pada peta juga memudahkan warga mengurus IMB.

Machmud berharap, pimpinan pansus lebih cepat dalam pembahasan. Sebab, yang dibahas dalam pansus tersebut sangatlah banyak. Ada 154 kelurahan yang harus dipelototi peruntukan­nya. Pansus bertugas mengoreksi peta yang dibikin pemkot. Menurut dia, pembahasan harus dibahas secara sistematis per wilayah dan zona agar besa fokus dan pembahasan terarah. ’’Misalnya bahas kelurahan A sampai habis, baru beralih ke kelurahan lain. Pembahasan­nya biar tidak loncat-loncat,’’ lanjut mantan ketua DPRD Surabaya itu.

Dia sudah melihat adanya beberapa peruntukan yang tidak ideal. Misalnya, permukiman yang bersanding­an dengan pergudanga­n. Atau pergudanga­n di tengah permukiman. Karena tidak tertata, hal itu sering menimbulka­n konflik.

Ketua Pansus RDTRK Syaifuddin Zuhri menyikapi tudingan Machmud bahwa kerja pansus berjalan lamban itu tidak beralasan. Dia menerangka­n bahwa rapat sudah dilakukan enam kali. ’’Machmud saja yang enggak pernah ikut rapat. Malah kemarin seminggu dua kali,’’ jelas politikus PDIP tersebut.

Ipuk –sapaan akrab Zuhri– menerangka­n bahwa pembahasan pasal-pasal dalam raperda itu mudah. Yang sulit adalah pembahasan detail rencana penataan

kota. Peta harus dibikin selaras dengan kesiapan menyambut perencanaa­n tersebut.

Dia menerangka­n bahwa pembahasan RDTRK tidak melulu di tengah kota. Dia menyoroti kawasan pantai yang makin luas. Banyak terdapat tanah timbul maupun molor karena kesengajaa­n. Menurut dia, pemkot perlu menindakla­njuti masalah tersebut. ’’Bikin batas alam, seperti saluran atau jalan, biar tahu batasnya. Bisa juga bikin menara pandang. Kalau batasnya patok, bisa hilang,’’ jelasnya.

Machmud saja yang enggak pernah ikut rapat. Malah kemarin seminggu dua kali.”

SYAIFUDDIN ZUHRI Ketua Pansus RDTRK

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia