Jawa Pos

BPBD Tidak Perlu Berdiri Sendiri

-

SURABAYA – Usulan pemkot untuk menggabung badan perlindung­an bencana dan perlindung­an masyarakat (BPB linmas) serta badan kesatuan bangsa dan politik (bekesbangp­ol) menemui kendala. Panitia khusus (pansus) raperda perubahan organisasi perangkat daerah (OPD) belum rela jika urusan kebencanaa­n dicampur aduk dengan organisasi lain.

Ketua Pansus Raperda OPD Bagio Fandi Sutadi bakal mengundang Ketua Kelompok Kajian Bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo. Amien bakal banyak ditanya tentang kemungkina­n gempa Surabaya.

Sebab, terdapat fakta bahwa Surabaya dilewati patahan atau sesar Kendeng. ”Besok narasumber­nya Pak Amien saja,” ujar politikus Gerindra itu.

Sutadi tidak ingin gegabah menyetujui usulan pemkot tersebut. Menurut dia, BPB linmas seharusnya diperkuat untuk mengantisi­pasi bencana. Sebalik- nya, penggabung­an BPB linmas dengan bakesbangp­ol dianggap malah menambah beban kerja organisasi tersebut.

Di sisi lain, Surabaya juga sangat rawan bencana kebakaran, banjir, dan puting beliung. Petugas linmas yang ada di markas komando (mako) saat ini mencapai 250 personel.

Ada juga linmas di kelurahan masing-masing yang berjumlah 154 personel. Sementara itu, yang menjaga di dinas dan instansi sebanyak 300 orang.

Kabag Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Wawan Windarto menganggap perbedaan pendapat antara pemkot dan dewan adalah hal biasa. Menurut dia, saat ini kekuatan penanggula­ngan bencana yang dimiliki pemkot dirasa sudah cukup kuat. ”Yang jelas saat ada bencana bukan hanya linmas yang turun. Tapi semua dikerahkan,” jelasnya.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? LATIHAN: Petugas satpol PP berlatih mengevakua­si orang tenggelam di Kalimas.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS LATIHAN: Petugas satpol PP berlatih mengevakua­si orang tenggelam di Kalimas.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia