Kreatif dan Penuh Perhitungan Rakit Jembatan
SURABAYA – Tak cukup hanya bentuk yang menarik dalam membuat jembatan. Kekuatan konstruksi yang membutuhkan perhitungan tepat juga menjadi perhatian utama. Hal itu tersaji dalam bridge construction competition (BCC) yang diselenggarakan Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Fakultas Vokasi ITS kemarin.
Dalam lomba yang diberi tajuk D’Village 8th Edition tersebut, 153 siswa SMA dan SMK dari seluruh penjuru tanah air merakit miniatur jembatan. Ada dua kategori sesuai dengan bahan dasar yang dilombakan, yaitu kayu (stik es krim) dan aluminium. Kemarin merupakan final kompetisi itu.
Di final, jembatan yang telah dirakit diuji panitia. Miniatur jembatan hasil karya peserta diletakkan di sebuah rangka scaffolding bak jembatan sungguhan. Tepat di tengah jembatan, diletakkan beban sesuai dengan kekuatan maksimal masing-masing. Menggunakan alat pengukur, rakitan jembatan diuji seberapa kuat bisa bertahan. ’’Tapi, penilaiannya tidak hanya berpaku terhadap kekuatan,’’ ujar Ketua Panitia Rahardhian Respati Adhi Nugroho.
Penilaian panitia berlangsung semenjak kali pertama perakitan dilakukan. Mereka sudah menyebar tanpa diketahui para peserta. Salah satu penilaiannya meliputi peralatan apa saja yang digunakan. Pria yang akrab disapa Aris itu menambahkan, dirinya ingin para peserta mengerti tentang keselamatan. Karena itu, poin besar juga didapat oleh mereka yang memperhatikan peranti keselamatan.
Bukan hanya BCC, D’Village juga mengadakan lomba yang diikuti mahasiswa. Yakni tender cup dan civil innovation paper competition (cinnertion). Aris berharap D’Village yang hadir setiap tahun terus berkembang sehingga bisa mewadahi inovasi dan kreativitas anak muda.