Jawa Pos

Pilkades Klantingsa­ri Ricuh

Massa Pendukung Calon Tidak Terima

-

SIDOARJO – Sebanyak 70 desa di Kabupaten Sidoarjo telah melaksanak­an pemilihan kepala desa (pilkades) serentak kemarin (25/3). Baik dengan sistem coblosan manual maupun e-voting (berbasis komputer). Di mayoritas lokasi pesta demokrasi tingkat desa itu, suasana pemilihan relatif kondusif.

Namun, ada yang terjadi gejolak antarwarga. Di antaranya, di Desa Klantingsa­ri, Kecamatan Tarik. Informasin­ya, keributan itu dipicu perbedaan antara jumlah suara yang tercatat di daftar pemilih tetap (DPT) dan yang diakumulas­i panitia dari hasil penghitung­an suara di bilik.

Jumlah DPT di Desa Klantingsa­ri sebanyak 3.121 orang. Nah, berdasar data yang dihimpun panitia, warga yang menggunaka­n hak pilih kemarin mencapai 2.724 orang. Sedangkan yang tidak hadir sebanyak 397 orang. Untuk surat suara kosong, ada empat.

Pada pilkades Klantingsa­ri, ada dua calon yang bersaing. Yakni, Wawan Setyo Budi Utomo, warga Dusun Bokong Duwur, yang merupakan incumbent. Penantangn­ya adalah Suhirno Widiyanto. Kabarnya, dua kandidat itu sama-sama memiliki pendukung yang fanatik.

Pada pukul 14.00, pemungutan suara selesai. Panitia merekap data suara. Hasilnya, Wawan menang. Dia meraih 1.482 suara. Suhirno mendapatka­n 1.274 suara. Artinya, ada selisih 208 suara.

Menurut Rudi Setiawan, sekretaris Kecamatan Tarik, selepas penghitung­an suara, saksi calon nomor 2 dipanggil panitia untuk menandatan­gani berita acara. Namun, tiga kali dipanggil, wakil dari Suhirno tidak datang. Tidak lama kemudian, balai desa didatangi 200 pendukung Suhirno. Mereka memprotes hasil rekapitula­si suara. Alasannya, jumlah suara yang hadir dan jumlah suara dari hasil rekapitula­si tidak sama. ”Ada selisih 36 suara,” paparnya.

Karena itu, pendukung calon nomor 2 tersebut tidak menerima hasil penghitung­an. Mereka meminta pilkades diulang. Pilkades di Klantingsa­ri sejatinya sudah menerapkan e-voting. Warga yang akan memilih dicek terlebih dahulu oleh panitia. Nama dicocokkan dengan DPT. Dengan demikian, semestinya tidak ada persoalan selisih suara tersebut.

Sementara itu, Kabid Pemerintah­an Desa Dinas Pemberdaya­an Masyarakat Desa, Pemberdaya­an Perempuan, dan Perlindung­an Anak, Keluarga Berencana (PMD P3A KB) Pemkab Sidoarjo Probo Agus Sunarno mengatakan, kekisruhan di Klantingsa­ri tersebut terjadi karena petugas lalai dalam melakukan pengecekan. Warga yang tidak tercantum dalam DPT bisa memilih. ”Sehingga ada selisih suara,” lanjutnya.

Menurut Probo, kelalaian itu mungkin disebabkan banyaknya antrean warga atau pemilih. Nah, melihat antusiasme yang begitu besar, petugas lupa melakukan pengecekan. Lalu, ada warga yang tidak masuk DPT bisa memilih. Namun, Probo menyatakan, pemenang ditentukan dari hasil penghitung­an bilik. Hal itu sudah diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 86 Tahun 2017 tentang Pilkades. ’’Jadi, tetap suara di bilik yang dipakai,’’ tegasnya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? PASTIKAN KONDUSIF: Bupati Saiful Ilah (dua dari kanan) dan para pejabat Forkopimda Sidoarjo ikut memantau jalannya pilkades serentak dengan naik motor kemarin.
BOY SLAMET/JAWA POS PASTIKAN KONDUSIF: Bupati Saiful Ilah (dua dari kanan) dan para pejabat Forkopimda Sidoarjo ikut memantau jalannya pilkades serentak dengan naik motor kemarin.
 ?? ZAIM ARMIES/JAWA POS ?? BERPAKAIAN ADAT: Pelaksanaa­n pilkades di Desa Kepuhkirim­an berjalan aman dan lancar.
ZAIM ARMIES/JAWA POS BERPAKAIAN ADAT: Pelaksanaa­n pilkades di Desa Kepuhkirim­an berjalan aman dan lancar.
 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? HARUS SABAR: Warga Desa Sidokepung antre masuk ke balai desa untuk menggunaka­n hak pilihnya dalam pilkades serentak kemarin.
BOY SLAMET/JAWA POS HARUS SABAR: Warga Desa Sidokepung antre masuk ke balai desa untuk menggunaka­n hak pilihnya dalam pilkades serentak kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia