Tidi Lo O’ayabu Simbolkan Kebahagiaan
Pernikahan Adat Gorontalo
SURABAYA – Rifka Septiani, 27, dan Rahmad Abadi Santoso, 27, menghelat pesta pernikahan bernuansa adat Gorontalo kemarin (25/3). Gedung Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jawa Timur dipilih sebagai venue
prosesi tersebut. Saat arak-arakan pengantin, persembahan tari kipas yang diiringi lagu daerah Gorontalo berjudul
Hulondalo Lipu’u jadi momen khas.
Prosesi rombongan manten menuju pelaminan agung dalam adat Gorontalo selalu diikuti para penari yang lihai memainkan kipas. Setidaknya ada empat penari dengan kostum kuning yang menemani Rifka dan Rahmad. ’’Hulondalo Lipu’u itu lagu yang menceritakan keindahan daerah Gorontalo. Harapannya, kebahagiaan rumah tangga mempelai bisa seindah panorama yang dikisahkan lagu itu,’’ papar Zulfa Mitra, pemilik Siti Nurbaya Wedding Service.
Irama lagu bertempo sedang itu diikuti gerak gemulai para penari sembari meliuk-liukan kipas yang mereka genggam. Salsabila Maryami memimpin para penari. Dia mengangkat kipas oranye tegak ke atas sebagai tanda kedua pengantin segera naik pelaminan. Dalam tari kipas, ada gerakan-gerakan lembut sebagai simbol sifat kalem perempuan. Ada pula gerakan menyapu dengan tegas untuk menunjukkan kemampuan perlindungan diri.
Tari kipas atau dalam bahasa daerah Gorontalo disebut tidi lo o’ayabu
melambangkan kebahagiaan yang siap dibagikan untuk seluruh kerabat dan sahabat. ’’Sebenarnya pengantin perempuan juga harus menari kalau dalam upacara adat yang utuh. Nama tariannya
tidi lo polopalo,’’ ujar Salsa.
Menurut dia, tarian tersebut melambangkan alat pembela diri kaum perempuan yang juga diartikan sebagai pembela hak dan kewajiban dalam rumah tangga. ’’Tapi, Kak Rifka nggak siap jadi di-skip,’’ tutur Salsa. Meski demikian, prosesi upacara tetap berjalan lancar. Rifka dan Rahmad tampak menawan dengan balutan biliu dan mukuta, pakaian pengantin adat Gorontalo, bernuansa biru.
Orang tua Rifka, Ismet Borman dan Saleha Monoarfa, serta orang tua Rahmad, Irfan dan Tri Praswatiningsih, resmi dipersatukan dalam sebuah keluarga besar yang menjadi penerus darah Suku Gorontalo.