Jawa Pos

Bocah Usia 3 Tahun Bertingkah Mirip Anjing

-

GORONTALO – Selama sepekan terakhir ini, warga Kabupaten Gorontalo dibuat penasaran dengan perilaku aneh bocah berusia 3 tahun berinisial R. Bocah yang tinggal di Desa Iloponu, Kecamatan Tibawa, itu berperilak­u seperti anjing. Mulai berjalan dengan empat kaki (merangkak), makan dengan cara anjing, menggaruk kepala, hingga menggonggo­ng.

Menurut sang ibu, perilaku R yang mirip anjing itu sebenarnya mulai muncul Januari lalu. Namun, kabar tersebut menyebar luas ke masyarakat selama sepekan terakhir. Awalnya, sang ibu mengira hal tersebut sekadar tingkah bermain anak-anak. Tetapi, semakin lama, intensitas­nya semakin sering. Dari awalnya sebulan sekali hingga akhirnya kambuh beberapa kali dalam sepekan.

Jika marah, R mulai berperilak­u seperti anjing dan kehilangan kontrol. Paling sering berjalan dengan tangan dan kaki serta berteriak dengan cara menggonggo­ng. ’’Saya pe rumah di gunung. Anak ini tiap hari jaga bermain dengan anjing, kambing, atau ayam. Tapi, memang dia pernah digigit anjing di tangan sebelah kanan,’’ jelas perempuan berinisial KD itu.

Merasa prihatin, Ketua Psikolog PKK Kabupaten Gorontalo Dr Fory Naway mendatangi rumah R. Istri bupati Gorontalo itu ditemani psikolog dan dokter anak untuk melihat secara dekat kondisi R. ’’Pemerintah Kabupaten Gorontalo akan menanggung biaya pengobatan­nya. R akan dirawat hingga sembuh,’’ jelas Fory Naway kemarin.

Rencananya, hari ini R diajak untuk pemeriksaa­n lengkap di rumah sakit sehingga diketahui secara pasti kondisinya. Terlebih, banyak dugaan yang muncul dengan perilaku R dalam tiga bulan terakhir ini. Bahkan, muncul spekulasi bahwa R menderita penyakit rabies atau penyakit anjing gila karena gejala yang ditunjukka­n.

Lenny Samsudin, seorang psikolog, mengatakan, R bisa disembuhka­n bila sementara tidak berdekatan dengan anjing. ’’Saya amati, kalau mendengar suara anjing, R selalu merespons secara cepat. Penyembuha­n bisa melalui terapi dengan mengurangi suara anjing. Kalau perlu tidak berdekatan dengan anjing dulu,’’ ucap Lenny.

Dia optimistis R bisa sembuh. Warga sekitar juga diharapkan bisa memberikan respons untuk membantu R dalam penyembuha­n lebih cepat.

Saya amati, kalau mendengar suara anjing, R selalu merespons secara cepat. Penyembuha­n bisa melalui terapi dengan mengurangi suara anjing.’’

LENNY SAMSUDIN

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia