Dari Citarum sampai Rawa Pening
SETIAP 22 Maret warga dunia memperingati Hari Air. Tak terkecuali Indonesia. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai leading sector peringatan itu mengajak masyarakat bergerak bersama membersihkan sungai dan danau. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos TAUFIQURRAHMAN dan ANDRA NUR OKTAVIANI dengan menteri PUPR.
Tema peringatan Hari Air Sedunia tahun ini adalah Nature for Water. Bagaimana pemerintah dan masyarakat menyikapinya?
Prinsipnya, kita harus membersihkan sumber-sumber air yang kita miliki. Contohnya, program Citarum Harum yang sekarang sudah berjalan. Selain sungai, kita mesti membersihkan danau-danau.
Pemerintah sendiri menyiapkan kegiatan khusus?
Kami fokuskan peringatan Hari Air Sedunia di Danau Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah. Kegiatannya bersihbersih danau. Rencananya, kegiatan itu digelar pada 5–6 April. Komunitas peduli sungai dan sumber air dari seluruh Indonesia kami undang. Kami sudah meminta tiap-tiap balai (pengelola sungai maupun danau, Red) untuk membawa 10–20 anggota komunitas dari daerah masing-masing. Nanti kita melakukan pembersihan ramai-ramai.
Mengapa memilih Rawa Pening, bukan area Sungai Citarum yang mendesak untuk segera dipulihkan dari pencemaran?
Rawa Pening itu simbol sumber air. Posisinya ada di tengah Pulau Jawa. Posisinya juga menjadi tumpuan irigasi sekaligus bendungan alam murni. Selama ini kita kan kerja keras membangun bendungan dengan APBN. Bangun bendungan itu mahal. Nah, sekarang ada ben-
Terkadang ada sentilan bahwa acara bersih-bersih semacam itu hanya menjadi kegiatan seremonial. Tidak ada kelanjutan jangka panjang. Apa Imbauan Anda?