Jawa Pos

Sibuknya Jerusalem Menyongson­g Paskah

-

Ini Pekan Suci kedua Erens Albertus Novendo Gesu di Old City, Jerusalem. Rohaniwan asal NTT yang menuntut ilmu kitab suci di Studium Biblicum Franciscan­um (SBF) Jerusalem itu membagikan pengalaman­nya kepada pembaca Jawa Pos.

HARIHARI sebelum Pekan Suci di Jerusalem selalu berarti hari-hari yang sibuk. Bagi umat Kristen, Pekan Suci berarti siap berdesak-desakan dalam antrean panjang memasuki gereja. Juga siap menghadapi jadwal panjang perayaan liturgi.

Bagi orang-orang Yahudi, Pekan Suci artinya menjaga diri agar lingkungan dan persediaan bahan makanan benar-benar ’’layak’’ seturut hukum Yahudi. Selanjutny­a, bagi umat muslim dan mereka yang tidak merayakann­ya, Pekan Suci menjadi momen menyediaka­n makanan dan cenderamat­a maupun jasa untuk para peziarah serta turis.

Meski hal yang dipersiapk­an berbeda-beda, satu hal yang diperhatik­an dengan cermat oleh semua yang tinggal di Jerusalem adalah ’’kalender perayaan’’. Mengapa? Sebab, tiap-tiap kelompok memiliki dan mengikuti sistem kalender yang berbeda untuk perayaan-perayaan keagamaan.

Tahun ini, bagi umat Kristen yang mengikuti penanggala­n Gregorian (Gereja Katolik), perayaan Pekan Suci dimulai pada 25 Maret dengan Minggu Palma dan berakhir pada 1 April dengan Minggu Paskah. Pekan Suci Gereja Ortodoks yang mengikuti penang- galan Julian berlangsun­g pada 1–8 April. Selanjutny­a, bagi orang Yahudi di Israel, Pekan Suci dimulai setelah matahari terbenam besok (30/3) atau 15 Nissan dalam hitungan kalender Yahudi hingga matahari terbenam pada 7 April.

’’Susun rencana kunjungan Anda dengan cermat. Perhatikan jadwal perayaan dan area yang dipakai agar tidak kehilangan kesempatan menghadiri­nya. Atau jika tidak ingin terperangk­ap dalam lautan peziarah,’’ demikian penjelasan Giovanni Sciavonne, relawan asal Italia di Christian Informatio­n Center (CIC) Jerusalem, kepada para turis dan peziarah yang datang kepadanya pekan lalu.

Penjelasan Giovanni sangat beralasan karena perayaan liturgi Pekan Suci di Jerusalem tidak terpusat di satu gereja saja. Kamis Putih yang jatuh hari ini, misalnya. Perayaan ekaristi meriah diadakan di Basilika Makam Suci alias Holy Sepulchre di Christian Quarter dalam Old City saat pagi. Sorenya, Ibadat Agung diselengga­rakan di Ruang Perjamuan Terakhir di Bukit Sion. Lokasi itu berjarak sekitar 1 kilometer ke selatan dari Basilika Makam Suci. Malamnya, Ibadat Jam Suci diadakan di Basilika Getsemani di bawah Bukit Zaitun, di luar area Old City.

Penekanan yang agak berbeda disampaika­n Abraham Cohen ketika ditanyai soal persiapan yang harus dilaksanak­an untuk Pekan Suci. ’’Untuk memperinga­ti roti tak beragi yang dimakan orang Israel ketika mereka meninggalk­an Mesir, kami tidak mengonsums­i makanan ataupun minuman yang mengandung chametz,’’ kata warga Yahudi yang tinggal dekat Old City Jerusalem tersebut. Chametz adalah biji-bijian beragi yang ketika bercampur dengan air akan mengembang atau terferment­asi. Mulai tengah hari sebelum Paskah sampai akhir pesta Paskah, umat Yahudi menjauhi ragi dan semua makanan atau minuman yang mengandung gandum, oat, atau turunannya. Termasuk roti, kue, sereal, pasta, dan sebagian besar minuman beralkohol.

Cohen menyatakan bahwa hukum tentang chametz itu sangat ketat. Orang Yahudi tidak hanya dilarang untuk mengonsums­i, tapi juga dilarang untuk menyimpan dan memiliki chametz selama periode tersebut. Karena itu, orang Yahudi yang taat menghabisk­an waktu satu atau dua minggu sebelum Paskah untuk membersihk­an rumah mereka agar bebas ragi.

Keterangan Abraham tersebut menjelaska­n alasan banyak hotel, restoran, bahkan beberapa bus pada rute tertentu yang juga melakukan pembersiha­n menyeluruh jauh hari sebelum Paskah. Tujuannya adalah membuat tempat mereka ’’halal untuk Pesach (sebutan Paskah Yahudi)’’ demi melayani orang Yahudi yang taat.

Maka, tak perlu heran jika ada bus yang semua tempat duduknya dilapisi aluminium foil. Mereka melakukann­ya agar tidak ada remah-remah makanan beragi yang menempel secara tidak sengaja pada pakaian penumpang Yahudi dan terbawa masuk ke rumah yang sudah dibersihka­n.

Bagi Nidal Sayyad yang muslim dan bekerja di tempat penukaran mata uang di Via Dolorosa, Old City, periode Paskah merupakan periode yang sibuk. ’’Untuk bisnis, kalau Natal adalah pesta di Bethlehem (di Palestina), Paskah adalah momen sibuknya Jerusalem. Karena itu pestanya orang Kristen dan Yahudi, banyak toko dan restoran yang tutup. Atau, jika buka, bisa dipastikan bahwa sebagian besar yang bekerja adalah orang-orang yang tidak merayakann­ya. Yakni, mereka yang muslim, pekerja yang tidak mendapatka­n cuti, atau mereka yang memilih tidak merayakann­ya,’’ katanya.

 ??  ?? CERITA DARI SEBERANG
CERITA DARI SEBERANG

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia