Menjaga Wibawa Rusia
Rusia tak mau kehilangan wibawa di hadapan negara yang kontra dengannya. Piala Dunia 2018 pun menjadi ajang kampanye untuk menjaga citra Rusia. Caranya? Dengan membangun sejumlah stadion yang levelnya menyamai venue di Eropa Barat.
SEBELUM kembali terpilih sebagai presiden Rusia, Vladimir Putin sempat berpidato di depan Luzhniki Stadium, Moskow, (3/3). Dalam pidatonya, Putin berkoar tidak mau Rusia kehilangan wibawa di depan negara peserta Piala Dunia 2018.
Putin pun menjadikan Luzhniki sebagai simbol kesiapan Rusia menyambut Piala Dunia 2018. ’’Segalanya sudah kami lakukan dan kami ingin jadi yang terbaik,’’ ujar Putin seperti dikutip RFE. Ya, demi ambisinya itu, dalam era Putin, Rusia sudah membangun 12 stadion.
Dari jumlah itu, sepuluh di antaranya dibangun pada masa pemerintahannya. Ada lima stadion yang khusus dibangun untuk Piala Dunia 2018. Kelimanya dibangun pada 2014 sampai tahun ini. Yakni, Kaliningrad Stadium, Nizhny Novgorod Stadium, Rostov Arena, Mordovia Arena, dan Cosmos Arena.
Konon, untuk membangun lima stadion itu saja, anggarannya mencapai USD 1,54 miliar (Rp 29,9 triliun). Jumlah tersebut lebih dari seperempat total nominal anggaran yang dikeluarkan Rusia untuk merenovasi dan membangun 12 venue-nya senilai USD 5,32 miliar (Rp 73,2 triliun).
Empat di antara lima stadion itu terletak di kota yang jauh dari Moskow. Yaitu, Kaliningrad, Nizhny Novgorod, Rostov-on-Don, dan Samara. ’’Tak ada seorang pun yang menyangka bahwa negara kami mampu melakukannya,’’ klaim Putin. Namun, di balik ambisi Putin tersebut, Piala Dunia masih belum lepas dari waswas lambatnya penyelesaian venue.
Itu tak jauh berbeda seperti ketika Brasil mengebut pembangunan venue Piala Dunia 2014. Brasil ketika itu sempat waswas. Sebab, salah satu venue barunya, Arena Corinthians, tidak kunjung selesai begitu memasuki April. Padahal, daripada stadion baru lainnya, biaya konstruksinya lebih mahal, yakni USD 435 juta (Rp 5,98 triliun).
Nah, di Rusia kali ini, yang masih jadi kendala adalah Cosmos Arena. Stadion tersebut terletak di Samara, kota dirgantara di Rusia. Sampai kemarin WIB (28/3), stadion yang berkapasitas 45 ribu tempat duduk itu belum juga selesai. Reuters melaporkan, stadion tersebut belum memiliki lapangan.
Begitu pula atapnya. CEO Kegiatan FIFA Collin Smith menyatakan, masih banyak pekerjaan yang harus dikebut dalam sisa kurang dari dua bulan ini. ’’Yang kami harapkan hanya satu, stadion ini bisa selesai tepat waktu,’’ ungkap Smith dalam wawancaranya kepada Russia Today (RT).
RT menyebutkan bahwa pembangunan stadion yang diharapkan rampung bulan ini itu molor karena banyak persoalan. Lahannya menuai kontroversi. Begitu pun pembangunan yang beberapa kali diwarnai aksi protes. Padahal, sejak 2015 dan 2016, pembangunan tersebut telah menghabiskan biaya USD 40 juta (Rp 550,5 miliar).
Laga fase grup E antara Kosta Rika melawan Serbia jadi laga pembuka di stadion itu. Laga tersebut akan dilangsungkan pada 17 Juni nanti. FIFA, ungkap Smith, mulai mencicil apa saja yang bisa mereka lakukan di sana. ’’Kami targetkan awal bulan nanti kami bisa memasang overlay di semua bagian pinggir lapangan dan segala yang kami perlukan untuk Piala Dunia,’’ tuturnya.