Jawa Pos

Petaka di Bui Kantor Polisi

Gagal Kabur, 68 Nyawa Melayang

-

VALENCIA – Carmen Caldera hanya bisa pasrah. Dia menunggu kejelasan nasib putranya. Sama seperti ratusan orang lainnya yang berkumpul di depan Kantor Polisi Kota Valencia, Negara Bagian Carabobo, Venezuela. Mereka adalah keluarga pelaku kriminal yang ditahan di kantor polisi tersebut. Beberapa jam sebelumnya, kantor polisi itu terbakar. Diperkirak­an 68 orang tewas. Dua di antaranya perempuan.

’’Mereka tidak memberi tahu informasi apa pun. Saya ingin tahu kondisi putra saya,’’ ujarnya sebagaiman­a dilansir CNN kemarin (29/3).

Ratusan keluarga korban sempat berang dan berusaha menyerang barikade polisi yang tengah berjaga. Namun, mereka kalah. Polisi menyemprot­kan gas air mata untuk mengendali­kan massa yang mayoritas perempuan dan anak-anak itu.

Kebakaran tersebut terjadi pada Rabu pagi (28/3). Tapi, pihak keluarga baru menerima informasi jumlah korban jiwa pada sore hari. Itu pun tanpa perincian nama.

Berdasar keterangan saksi mata dan asosiasi Una Ventana a la Libertad, kejadian itu dipicu ulah para tahanan sendiri. Asosiasi yang memonitor kondisi tahanan di Venezuela tersebut mengungkap­kan bahwa seorang tahanan menembak kaki salah satu polisi yang tengah bertugas. Sesaat kemudian, tahanan lainnya mulai membakar kasurkasur di dalam sel.

Agaknya, para tahanan itu ingin meloloskan diri dari penjara dengan membuat kericuhan. Malang, justru mereka sendiri yang terjebak di dalam api. Petugas pemadam kebakaran harus menjebol tembok untuk menyelamat­kan orang-orang.

Sekjen Negara Bagian Carabobo Jesus Santander menyampaik­an, petugas forensik masih memeriksa para korban. Setelah semua tuntas, otoritas berwenang akan mengumumka­n nama-nama korban kepada publik.

’’Kantor kejaksaan berjanji melakukan investigas­i mendalam,’’ cuit Kepala Jaksa Negara Bagian Carabobo Tarek Wiliam Saab di akun Twitter-nya seperti dikutip Reuters. Hal senada diungkapka­n Gubernur Carabobo Rafael Lacava. Ada empat jaksa yang ditunjuk untuk menangani insiden tersebut.

Menurut Saab, sebagian korban tewas terbakar dan sisanya kehabisan oksigen. Dua perempuan yang ikut tewas merupakan keluarga tahanan yang saat itu tengah membesuk.

Kericuhan penjara di berbagai wilayah Venezuela sudah jamak terjadi. Akar masalahnya adalah jumlah penghuni yang melebihi kapasitas dan pembiaran. Hal itu pula yang dialami penjara Kantor Polisi Kota Valencia yang terbakar tersebut. Seharusnya, pelaku kriminal hanya 48 jam berada di penjara yang terletak di kantor polisi. Kenyataann­ya, mereka bisa tinggal selama berbulanbu­lan, bahkan tahunan.

Carlos Nieto, kepala Una Ventana a la Libertad, mengungkap­kan bahwa beberapa penjara milik kepolisian dihuni lima kali lipat dari kapasitas maksimal. Tahun lalu 65 tahanan tewas di sel-sel sementara kantor polisi. Penyebabny­a mulai kekerasan, penyakit, sampai malnutrisi.

Di beberapa penjara, petugas tidak bisa berbuat banyak. Narapidana leluasa menggunaka­n narkoba dan membawa senjata tajam, senjata api, bahkan granat. Di balik dinding penjara itu, narapidana­lah yang berkuasa. ’’Ada narapidana yang tinggal di dalam penjara bawah tanah dan otoritas setempat tidak tahu mereka ada, karena terlalu takut untuk masuk,’’ ujar aktivis penjara Humberto Prado.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia