Jawa Pos

Perlu Hati-Hati saat Lewati Rel

Mengikuti Uji Rute Suroboyo Bus

-

SURABAYA – Sebelum Suroboyo Bus benar-benar dioperasik­an, Dinas Perhubunga­n Surabaya kembali melakukan uji rute. Pengujian dilaksanak­an Rabu malam (28/3). Pertimbang­annya, lalu lintas lebih lengang jika dibandingk­an dengan jam sibuk. Hasilnya, dishub harus menuntaska­n beberapa pekerjaan rumah agar perjalanan bus lebih lancar.

Salah satu armada bus, yakni SB 08, mulai bergerak dari depan Halte Menanggal dan menyusuri frontage road sisi barat. Kadishub Irvan Wahyudraja­d yang turut memantau uji rute itu menjelaska­n bahwa sebenarnya titik keberangka­tan dimulai dari Terminal Purabaya. Namun, masih ada sedikit kendala sehingga untuk sementara bus tersebut akan dioperasik­an dari Menanggal saja. ’’Masih ada belokan yang belum bisa dilewati di Purabaya,” paparnya J

Sebelum bus dijalankan, petugas dishub kembali memeriksa kesiapan teknis. Termasuk tampilan layar di belakang bus. Layar kecil di bagian atas kaca belakang itu menampilka­n nomor bus. Namun, saat berhenti dan menaikkan penumpang penyandang disabilita­s, layar tersebut akan memberikan informasi khusus, yakni tanda orang berkursi roda. Fungsinya, memberitah­ukan para pengendara lain di belakang bus agar sabar menunggu.

Bus mulai berjalan pukul 20.28. Lalu lintas masih cukup ramai. Namun, Jalan Ahmad Yani malam itu terbilang lancar. Bus sebenarnya bisa berjalan dengan kecepatan maksimal 50 kilometer per jam. Namun, dishub mengo-perasikann­ya lebih pelan. Sekitar 20–30 kilometer per jam saja.

Bus juga berhenti di setiap halte atau tanda bus stop yang terpasang di pinggir jalan. Petugas dishub mengukur waktu yang dibutuhkan untuk berhenti di setiap halte. Rata-rata bus berhenti selama 1–2 menit. Selain itu, petugas menjajal dek khusus di pintu tengah yang dirancang untuk penumpang berkursi roda. Dek tersebut bisa dibuka dan dihubungka­n dengan trotoar agar penumpang difabel mudah naik. Jaraknya paling tidak harus 30 sentimeter dari trotoar.

Penumpang difabel juga dimudahkan dengan kemampuan bus, yakni bisa menurunkan­nya hingga jalur pedestrian. Kasi Angkutan Jalan Soesandi Ismawan menjelaska­n, bus itu menggunaka­n teknologi air suspension. Jadi, ketika udara di bagian tersebut dikeluarka­n, bagian kiri bodi bus akan ’’melorot” beberapa sentimeter. ’’Dek untuk penumpang difabel nanti jadi lebih landai,” jelasnya.

Kondisi di dalam bus cukup nyaman. Enam belas bangku di bagian depan dilapisi dengan cover warna pink dan merah. Itu menandakan area khusus untuk penumpang perempuan. Di bagian tengah, sejajar dengan pintu bus, ada space kosong. Cukup untuk satu penumpang berkursi roda. Sisanya, tersedia 25 bangku di bagian belakang dengan lantai yang lebih tinggi. Bus juga menampung penumpang berdiri sebanyak 28 orang.

Jika ingin turun, penumpang bisa memencet tombol ’’stop” berwarna merah yang tersedia pada tiap-tiap tiang di dekat pintu bus. Informasi halte bisa dilihat di LCD yang terpasang di bagian tengah bus, lengkap dengan pemberitah­uan suara. ’’Ada GPS di bus ini yang terhubung dengan halte-halte. Jadi, di bus stop nanti juga ada informasi tentang estimasi waktu kedatangan bus. Ada layar pemberitah­uannya,” terang Soesandi.

Sepanjang perjalanan, Suroboyo Bus berjalan stabil. Struktur jalan Surabaya yang belum rata membuat bus sedikit bergoyang-goyang sepanjang perjalanan. Karena lalu lintas tidak terlalu padat, perjalanan bus cukup lancar malam itu. Hanya sedikit terhambat oleh kepadatan ketika sampai di area Tunjungan Plaza. Bertepatan dengan jam tutup mal. Lalu lintas pun agak merambat. Bus akhirnya mencapai halte di ujung utara, tepatnya di Jalan Rajawali, pukul 21.45. Kurang lebih perjalanan ditempuh selama 1 jam 17 menit. Belum termasuk rute kembali ke Menanggal.

Bus merah yang melintas itu menyita perhatian warga. Ada juga yang mengabadik­an lewat foto atau video, bahkan berswafoto. Salah seorang warga bernama Syahrul Hasibuan sampai menghentik­an sepeda motor karena ingin tahu. Masih mengenakan helm, dia naik sejenak ke atas bus yang berhenti. ’’Saya belum pernah melihat bus yang kayak gini di Surabaya,” ujar warga Tenggilis itu.

Dalam uji coba tersebut, ada juga kendala yang dihadapi. Yakni, bus mengalami kesulitan ketika berbelok. Terutama ketika harus melewati rel. Ada dua titik rel yang dilewati, yakni di depan RSAL dan persimpang­an BRI Siwalanker­to. Bus terpaksa berjalan pelan. Bahkan, ada petugas yang memastikan bahwa bodi bus tidak nggasruk rel.

Uji rute Rabu malam itu belum final. Setelah mendata kembali PR-PR yang harus diselesaik­an, Irvan menjelaska­n bahwa akan ada uji rute lagi sebelum bus resmi dioperasik­an. ’’Nanti sekalian dilihat di bagian monitoring bus,” tandasnya.

Untuk pembayaran, ada dua alternatif yang disiapkan dishub. Pertama, menggunaka­n kartu pembayaran. Warga bisa menggunaka­n kartu pembayaran bersaldo. Kartu tersebut tinggal ditempelka­n ke mesin tiket dalam bus. Nominal biaya perjalanan pun disesuaika­n dengan jauh-dekat rute. Semua bisa dimonitor lewat aplikasi yang tengah disiapkan dishub, yakni Gobis (golek bis).

Kedua, menggunaka­n sampah plastik. Untuk cara pembayaran ini, dishub masih harus berkoordin­asi dengan dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau.(deb/c7/c17/git)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? FASILITAS BARU: Belasan pegawai dishub mengikuti uji rute Suroboyo Bus pada Rabu malam (28/3). Bus tersebut bakal melayani rute Terminal Purabaya hingga Jalan Rajawali.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS FASILITAS BARU: Belasan pegawai dishub mengikuti uji rute Suroboyo Bus pada Rabu malam (28/3). Bus tersebut bakal melayani rute Terminal Purabaya hingga Jalan Rajawali.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia