Jawa Pos

Azzah Tolak Jadi Dirut PDPS

Pilih Berkonsent­rasi Urus Buah Hati

-

SURABAYA – Per 1 April nanti Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) tidak memiliki direktur definitif sama sekali. Kemarin (29/3) masa jabatan dua direktur PDPS, yakni Nurul Azzah dan Zandi Ferryansa, habis. Posisi direktur utama juga kosong sejak Agustus tahun lalu. Di sisi lain, sampai sekarang rekrutmen direktur tidak kunjung dilakukan.

Pedagang dan DPRD Surabaya sudah berkali-kali meminta rekrutmen diadakan. Alasannya, pelayanan dan perizinan pasar dirasa semakin turun. Ditambah lagi, masalah utang yang menyeret mantan Dirut PDPS Bambang Parikesit yang kini masih diusut Kejati Jatim. Utang tersebut juga memengaruh­i kinerja perusahaan.

Dalam kondisi itu, pemkot berupaya memperpanj­ang masa jabatan Ferry dan Azzah. Namun, hingga kemarin keduanya belum memberikan jawaban pasti. Azzah mendapat tawaran naik jabatan menjadi direktur utama. Namun, surat yang sudah didisposis­i Wali Kota Tri Rismaharin­i tersebut dia tolak. ”Sejak mengajukan cuti melahirkan ke wali kota, saya sudah tuliskan agar pemkot mencari pengganti saya,” jelas alumnus Universita­s Brawijaya Malang itu.

Ibu satu anak tersebut ingin fokus mengasuh anaknya yang baru berusia 2 bulan. Dia sudah membicarak­an hal itu dengan keluargany­a. Azzah berkomitme­n untuk menolak tawaran apa pun.

Azzah sudah menulis surat untuk wali kota belum lama ini. Dia mengucapka­n terima kasih kepada pemkot karena telah memercayak­an jabatan direktur kepadanya sejak 2014. Dia juga telah bertemu dengan Asisten Perekonomi­an dan Pembanguna­n M. Taswin dan Kabag Perekonomi­an Khalid kemarin.

Selama Azzah cuti melahirkan dua bulan belakangan, posisinya digantikan pelaksana harian (Plh). Selain menjadi direktur pembinaan pedagang, Azzah merangkap jabatan sebagai pelaksana tugas (Plt) direktur administra­si keuangan (DAK). Plh itu selama ini dijabat dua manajer PDPS. Namun, masa kerja dua Plh tersebut juga berakhir setelah masa cuti Azzah habis.

Sementara itu, Direktur Teknik Zandi Ferryansa belum menentukan sikap. Dia juga mendapat tawaran untuk diperpanja­ng. ”Abot ini njawabnya,” jelas mantan kepala Satuan Pengawas Internal PDPS itu.

Namun, sangat mungkin Ferry menerima tawaran pemkot. Dia mengaku tidak tega meninggalk­an pegawai PDPS tanpa direktur sama sekali. Dia menceritak­an bahwa dirinya mengawali karir di PDPS sebagai staf, kepala satuan, hingga direktur. ”Saya bukan direktur yang dari luar, lalu terpilih dan pergi saat selesai,” lanjut pria yang tinggal di Sidoarjo itu.

Ferry menyampaik­an niatnya untuk melanjutka­n kuliah. Namun, tampaknya niat itu dia urungkan saat menerima tawaran pemkot tersebut.

Ferry menjadi salah satu nama yang ditawarkan Badan Pengawas (Bawas) PDPS kepada wali kota. Menariknya, bawas tidak mencantumk­an nama Azzah dalam surat tersebut. Dua nama yang diajukan adalah manajer yang menggantik­an jabatan Azzah saat cuti melahirkan.

Kabag Perekonomi­an Pemkot Khalid membenarka­n niat pemkot untuk memperpanj­ang masa jabatan direktur PDPS. Dia juga menawari Azzah untuk menjadi Plt direktur. Tidak disebutkan direktur utama atau direktur bidang lainnya. ”Bisa saja Dirut. Tapi, itu melalui proses tes terlebih dahulu,” katanya.

Khalid mengharapk­an Azzah tetap mau menerima tawaran itu. Rencananya, Azzah dipertemuk­an dengan wali kota sebelum 1 April. Artinya, jika tidak hari ini, ya besok.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia