Jalan Rusak Jadi Keluhan Utama
Sebagian Program Hanya Ditunda
GRESIK – Keluhan tentang jalan rusak menjadi perhatian penting masyarakat Kota Santri. Setiap saat, sambatan warga itu bermunculan. Foto, keluhan, lengkap dengan caci maki dan harapan sering viral di dunia maya.
Salah satu yang ramai diperbincangkan adalah Jalan Desa Banter, Kecamatan Benjeng. Akses yang masuk ruas Jalan Raya Metatu–Balongpanggang itu rusak parah. ”Aspalnya bolong-bolong,” kata Kepala Desa Banter Riduan kemarin (29/3).
Kerusakan parah terlihat di sepanjang Jalan Desa Banter hingga Desa Ganggang serta Desa Ngasin, Kecamatan Balongpanggang. Panjang kerusakan sampai 4 kilometer. Di sana-sini terlihat lubang yang dalam. Sampai membentuk kubangan. ’’Sudah sering terjadi kecelakaan,” tutur Abdul Kholik, warga sekitar.
Kapan diperbaiki? Pada 2018 ini, jalan tersebut belum pasti dapat perhatian. Sebab, usul perbaikan jalan tersebut termasuk proyek yang dicoret. Padahal, dalam rencana kerja anggaran (RKA) 2017, Jalan Raya Metatu– Balongpanggang sudah masuk program yang mendapat alokasi anggaran 2018. Namun, dalam finalisasi APBD 2018 pada Desember 2017, anggaran itu dibatalkan.
”Tahun ini tidak jadi diperbaiki,” ungkap Ketua Komisi III (bidang pembangunan) DPRD Gresik Asroin Widyana. DPRD, tegas Asroin, tetap meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Gresik tidak lepas tangan. ’’Harus tetap diperbaiki,” imbuhnya.
Misalnya, perbaikan darurat sementara oleh unit reaksi cepat (URC) dinas PUTR. Upaya itu, lanjut Asroin, menjadi rekomendasi DPRD yang harus dikerjakan. ”Minimal ada tambal sulam. Supaya tidak tambah rusak,” imbuh legislator Partai Golkar tersebut.
Pada 2018 ini, total ada 13 jalan yang belum pasti dikerjakan. Sementara itu, yang dikerjakan tahun ini mencapai 17 infrastruktur jalan. Yaitu, 11 perbaikan dan peningkatan ruas jalan kabupaten, 4 pembangunan trotoar, serta 2 pembangunan tembok penahan tanah (TPT) di wilayah utara dan selatan. Total anggaran Rp 72,90 miliar.
Kabaghumas Pemkab Gresik Suyono menyampaikan, perbaikan infrastruktur jalan dilakukan sesuai skala prioritas sehingga tidak semua kerusakan jalan harus ditangani tahun ini. Perbaikan juga dilakukan berdasar kemampuan keuangan daerah. Jadi, belum semua kerusakan langsung ditangani. ’’Kami minta masyarakat bersabar. Bukan berarti dibatalkan. Ada skala prioritas saja,” papar Suyono.