Jawa Pos

Bongkar Bangli, Cegah Kemacetan

Tertibkan PKL dan Bangunan Liar di Ngagel

-

SURABAYA – Puluhan anggota satpol PP dan kepolisian menertibka­n pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Ngagel, Wonokromo. Selain pedagang, aparat membongkar bangunan liar dan beberapa lapak di salah satu lahan kosong di lokasi tersebut.

Penertiban berlangsun­g kemarin siang. Petugas menyisir dari utara ke selatan. Targetnya pedagang di sisi timur. Mereka berjualan di atas saluran air di sepanjang jalan tersebut. Ada yang permanen, semiperman­en, ada pula yang berbentuk rombong.

Petugas mengedepan­kan sikap persuasif. Mereka mendatangi pedagang, lalu menjelaska­n agar tidak berjualan di tempat itu. Setelah mendengar penjelasan tersebut, banyak pedagang yang menuruti permintaan petugas. Mereka menutup warung secara sukarela dan berjanji segera pindah.

Di salah satu lahan kosong, petugas masuk dan memeriksa bagian dalam. Banyak ban motor bekas. Petugas pun mengambil ban tersebut. Barang itu diduga milik penambal ban yang beroperasi di sepanjang jalur tersebut.

Lokasi tempat mereka berdagang salah. Selain itu, sering memicu kemacetan. Terutama saat ramai pelanggan. Banyak kendaraan yang parkir di bahu jalan. Akibatnya, dua lajur ke arah selatan berkurang.

Kasatpol PP Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, banyak fasilitas umum yang disalahgun­akan. Salah satunya saluran air. Idealnya, di atas saluran air tidak boleh ada bangunan. Harus steril. ’’Jika ada bangunan, fungsi kontrol terhadap saluran itu terganggu,’’ katanya.

Penertiban itu melibatkan satpol PP di tingkat kecamatan. Mereka lebih paham lapangan. Mereka juga yang memiliki wewenang penuh dalam menata wilayahnya. Karena itu, koordinato­r penertiban kemarin ditangani langsung tim dari kecamatan.

Pedagang kaki lima dan bangunan liar di sepanjang Jalan Ngagel sudah lama disorot. Jalur tersebut relatif sempit. Ada dua jalur di jalan tersebut. Masingmasi­ng jalur terdiri atas dua lajur. Pada jam berangkat dan pulang kerja, kendaraan padat.

Lapak pedagang dianggap mengganggu. Pejalan kaki tidak nyaman saat melewati jalur tersebut. Mereka harus turun dan berjalan di aspal. Padahal, kondisi lalu lintas di jalan cukup ramai. Nyawa pejalan kaki menjadi taruhan.

Camat Wonokromo Tomi Ardiyanto menyatakan, penataan dan penertiban merupakan rutinitas tim Trantib Satpol PP Wonokromo. Bukan hanya pedagang yang menjadi sasaran. ’’Siapa pun yang menyalahgu­nakan fungsi fasilitas umum pasti ditindak,’’ ujarnya.

Jumlah kendaraan yang melewati Jalan Ngagel diprediksi meningkat. Itu terjadi setelah sosialisas­i pengoperas­ian Jembatan Ujung Galuh yang dimulai Selasa lalu (27/3). Sepeda motor dan mobil dari barat lebih lancar untuk masuk ke Jalan Ngagel. Mereka ada yang mengambil arah utara, ada pula yang selatan.

Banyaknya jumlah kendaraan menutut kondisi jalan di sepanjang NgagelWono­kromo harus steril dari gangguan. Karena itu, pedagang maupun bangunan liar harus ditertibka­n.

Bangunan liar dan pedagang sebagian besar di sisi timur jalan. Mereka jarang yang menggunaka­n sisi barat. Selain berbatasan dengan sungai, laju kendaraan dari arah selatan ke barat cukup kencang. Jarang pengendara yang berhenti untuk berhenti sementara di sisi barat.

Lebih lanjut, Kasatpol PP Irvan Widyanto akan menerjunka­n tim untuk melakukan patroli di lapangan. Tim tersebut menelusuri titik yang sering digunakan mangkal PKL. Biasanya, mereka main kucing-kucingan. Saat ada petugas, mereka lari, dan kembali saat petugas pergi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia