VALKYRIA KEMBALIKE LAYAR BESAR
PADA 2008, PlayStation3 adalah mesin game tercanggih. Tapi, popularitas mesin buatan Sony tersebut kalah telak dari Nintendo Wii yang lebih mengandalkan inovasi sistem permainan ketimbang performa audiovisual. Angka penjualan PlayStation3 sama sekali tidak buruk. Tapi, mesin itu butuh game yang mendayagunakan kecanggihan teknologi sekaligus menyuguhkan konsep permainan yang baru. Sega pun turun tangan lewat Senjou
no Valkyria (Amerika: Valkyria Chronicles). Sekilas, Senjou no Valkyria tampak seperti kebanyakan action game 3D bertema perang. Tapi, sebenarnya game tersebut adalah sebuah RPG strategi, satu genre dengan Final Fantasy
Tactics dan serial Super Robot Taisen. Sega menampilkan adegan pertempuran layaknya genre action atau shooting 3D. Dalam setiap aksi, para karakter bergerak secara dinamis ke berbagai penjuru medan tempur.
Sega mengandalkan Canvas Engine buatan sendiri yang hasilnya bagaikan lukisan pensil warna yang teranimasi. Para karakternya didesain bergaya anime. Ceritanya mirip kisah Perang Dunia II di wilayah Eropa yang meliputi medan perkotaan dan alam bebas. Dilengkapi pula sistem permainan rancangan para personel yang berpengalaman dalam Eternal Arcadia dan serial Sakura Taisen.
Senjou no Valkyria sukses membuat para pemilik Wii iri kepada para pemilik PlayStation3.
Game itu laris di pasaran serta mengatrol penjualan mesinnya. Penghargaan dari para kritikus pun berdatangan. Sekali lagi, Sega mempersembahkan serial baru yang brilian. Namun, dua sekuel utama Senjou no Valkyria lantas hanya hadir untuk mesin portabel. Tetap bagus, tapi layar portabel yang mungil terasa kurang memuaskan.
Baru pekan lalu, Sega akhirnya mengembalikan serial Senjou no Valkyria ke layar besar. Mediumnya adalah PlayStation4, mesin tercanggih saat ini. Segala formula yang membuat seri pertama sukses diterapkan lagi. Tak terkecuali kiprah Hitoshi Sakimoto, maestro yang juga menggubah musik game sekaliber Final Fantasy
Tactics dan Odin Sphere.
Kisah latar Senjou no Valkyria 4 paralel dengan seri pertama. Selagi negeri Gallia –pihak protagonis seri pertama– sedang berjuang, Federasi Atlantik menjalani peperangan besar melawan Empirium Aliansi Eropa Timur yang digdaya. Pemerintah federasi mengutus unit kecil di bawah komando Claude Wallace untuk ikut melancarkan operasi ofensif ke ibu kota empirium. Misi yang nyaris mustahil. Apalagi, empirium punya sejumlah prajurit berkekuatan supranatural yang disebut
valkyria. Sebagaimana ditunjukkan sejak seri pertama, seorang valkyria sanggup mengobrakabrik pasukan tank sendirian.
Perang garis depan timur itu berlokasi di daerah bersalju. Secara visual, efek salju adalah tantangan baru bagi Canvas Engine. Dari segi permainan, salju juga memengaruhi berbagai aspek permainan. Langkah prajurit infanteri dan gerakan tank bakal berbeda di tanah yang tertutup salju. Mengenai sistem permainan, Sega memperkenalkan sejumlah fitur baru lainnya. Misalnya, prajurit tipe pelontar granat.
50%Zetizen gemar bermain game loh! 7 10 di antara Zetizen pernah memainkan game Senjou no Valkyria 4.