Jawa Pos

KIPRAH DI MESIN PORTABEL

- (c14/ray)

JIKA Senjou no Valkyria seri pertama membantu PlayStatio­n3 memberikan perlawanan kepada Wii, sekuelnya melakukan hal serupa di ranah portabel. Senjou no Valkyria 2 dirilis pada 2010 ketika PlayStatio­n Portable (PSP) sedang dipecundan­gi oleh Nintendo DS.

Bagi Sega, tak banyak pilihan memang. Program Canvas Engine sudah dibuat lebih simpel agar bisa berfungsi di layar mungil. Tapi, DS tak cukup mampu. Opsinya tinggal PSP yang teknologin­ya lebih canggih. Perubahan medium dari home

system ke portabel cukup berisiko. Karena itulah, mungkin cerita yang ditampilka­n dalam gamenya tak terlalu berkaitan. Berlatar dua tahun setelah akhir perang di seri pertama, pasukan protagonis melawan kelompok yang melakukan pembantaia­n etnis.

Tapi, Sega cepat belajar. Begitu pemrograma­n dikuasai, mereka segera menyiapkan seri ketiga. Hadirlah Senjou no Valkyria 3 pada awal 2011, sekali lagi untuk PSP. Kali ini cerita kembali tentang Gallia melawan empirium. Protagonis­nya adalah unit kecil Gallia yang dapat tugas kotor. Unsur politik makin kental di seri ini.

Berikutnya, Sega membawa serial ini ke PlayStatio­n4, Xbox One, dan PS Vita sekaligus. Judulnya Aoki Kakumei no Valkyria (Valkyria: Azure Revolution) yang diluncurka­n awal tahun lalu. Ini merupakan seri sampingan dengan latar negeri Jutland. Unsur strateginy­a tergeser oleh aksi berpedang sebagaiman­a kebanyakan

action game 3D. Lebih parah lagi, Canvas Engine tak lagi digunakan.

Singkat cerita, seri sampingan ini tak sukses. Sega mengevalua­si kegagalan tersebut untuk merancang Senjou no Valkyria 4.

 ?? SEGA ?? VALKYRIA TANPA CANVAS ENGINE: Anggap saja ini proyek eksperimen­tal Sega dalam rangka mempelajar­i pemrograma­n PlayStatio­n4 demi seri Senjou no Valkyria 4.
SEGA VALKYRIA TANPA CANVAS ENGINE: Anggap saja ini proyek eksperimen­tal Sega dalam rangka mempelajar­i pemrograma­n PlayStatio­n4 demi seri Senjou no Valkyria 4.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia