EKSPLORASI KAIN NUSANTARA
SALAH seorang desainer yang mengangkat kain nusantara adalah maestro kebaya Anne Avantie. Kamis malam (29/3) dia merayakan karirnya yang hampir mencapai tiga dekade dalam pergelaran bertajuk Sekarayu
Sriwedari. Tak kurang 100 karya ditampilkan di panggung. ’’Waktu kecil saya sering menari, menyanyi, dan main musik tradisional di Taman Budaya Sriwedari,’’ ungkap Anne seraya mengenang masa lalunya di Solo, Jawa Tengah. Perjalanan 29 tahun karir Anne lantas terangkum dalam delapan segmen fashion show. Setiap koleksi busana melukiskan berbagai proses yang dilewati Anne. Misalnya kebaya, motif batik, dan kain lurik yang Jawa Tengah banget. Desain dan cutting-nya bermacam-macam. ’’Saya ingin tetap membawa nuansa Jawa, tapi ada sentuhan modernnya. Sama seperti evolusi karya saya dari tradisional menuju kekinian,’’ tuturnya. Gradasi warna jingga, merah, emas, dan kuning tampak dominan di pergelaran itu. Karakter busana yang feminin juga tecermin dari cutting, siluet, motif, dan bahan yang digunakan. Misalnya siluet yang menonjolkan lekuk tubuh atau A-line, aksen ruffle, motif floral, serta bahan-bahan seperti lace, brokat, satin, dan sifon. ’’Ibu saya mengenalkan saya pada seni kewanitaan yang lembut. Itu juga yang membuat saya lebih bisa mendalami seni fashion dengan rasa,’’ kata ibu desainer Intan Avantie tersebut. Selain Anne, semakin banyak koleksi busana modern dengan unsur budaya lokal yang ditampilkan. Salah satunya tampak dari show Kulturtama tadi malam. IFW dan marketplace Tokopedia menggandeng beberapa desainer untuk menampilkan koleksi ready-to-wear. ’’Kulturtama artinya mengutamakan budaya. Para desainer mengutamakan elemen budaya atau alam Indonesia yang tecermin lewat unsur kain tradisional atau motif khas Indonesia dalam koleksinya,’’ jelas Melissa Siska Juminto, COO Tokopedia.
Amanda Rahardjo, misalnya, memamerkan 12 koleksi yang mengaplikasikan motif bunga-bunga atau tanaman yang ada di Indonesia. Misalnya melati, anggrek, kemuning, mawar, bunga sepatu, pohon pisang, dan dedaunan. ’’Motif floral Indonesia bisa memberi vibe yang segar pada busana monokrom,’’ ujar Amanda.
Sementara itu, Ivan Gunawan alias Igun membawa label Jajaka. Dia membawa koleksi Pejuang Jajaka yang terdiri atas jaket, sweter, dan celana yang penuh dengan motif batik. ’’Saya pilih kawung, mega mendung, parang rusak, dan bantenan karena itu motifmotif yang banyak diminati dan terkenal di masyarakat,’’ ucap Igun.
Berkat kejelian Igun, motif-motif batik itu dirangkai bersama motif army sehingga memperkuat kesan
fighter di koleksinya. Igun menambahkan, motif army termasuk tren mode dunia saat ini. Menggabungkan tren internasional dengan rasa lokal, Igun ingin karyanya bisa tetap modis sekaligus mempertahankan budaya.
Koleksi Danny Satriadi terinspirasi dari gajah yang melambangkan kekuatan dan keberanian. Busananya didominasi batik bermotif gajah dan kain lurik dalam gradasi warna abuabu, putih, dan beige seperti kulit gajah. Cutting dan desainnya sangat
playful. Potongan asimetris, aksen bow pada obi, dan styling tumpuk membuat busana berwarna netral tidak membosankan. ’’Selain untuk tampil kasual, koleksi ini bisa untuk acara formal atau kantor,’’ ujar Danny.
Kekayaan budaya Indonesia begitu kental mewarnai Indonesia Fashion Week di Jakarta Convention Center (JCC) yang berlangsung sejak Rabu (28/3) hingga hari ini (1/4). Para desainer mengusung kainkain Nusantara yang disulap menjadi beragam karya adibusana hingga item-item ready-to-wear yang lebih ringan dan asyik.