Gowes Sejauh 1.500 Km Jadi Pemanasan
Persiapan Indonesia Menjadi Tuan Rumah Kongres Ke-38 IVCA
Bulan ini untuk kali pertama Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Kongres dan Reli Ke-38 International Veteran Cycle Association (IVCA). Anggota Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) melakukan gowes sejauh 1.500 km dari Anyer menuju Sanur.
KOSTI merupakan organisasi sepeda tua terbesar di Indonesia. Organisasi itu terbentuk pada 9 Desember 2007 di Bogor, Jawa Barat. Awalnya, Kosti terdiri atas sejumlah paguyuban sepeda tua dari berbagai daerah. Anggotanya tentu saja memiliki koleksi sepeda tua.
Saat ini Kosti terdiri atas 324 komunitas. Total anggotanya mencapai 500 ribu orang. Kegiatan Kosti meliputi standardisasi teknis, pertukaran keahlian, dan peningkatan kapasitas anggota. Juga tak ketinggalan, penggalangan dana untuk kemanusiaan.
Pembukaan Kongres dan Reli IVCA 2018 ditandai dengan pelepasan kirab estafet di Tugu Nol Kilometer Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten, pada Sabtu (24/3). Mereka menuju Sanur, Bali, dengan bersepeda sejauh 1.500 kilometer. Peserta dilepas Plt Wali Kota Cilegon Edi Ariadi, Kapolda Banten Brigjen Listyo Sigit Prabowo, dan Mayjen TNI Doni Monardo yang saat itu menjabat Pangdam III Siliwangi.
Ada sejumlah kegiatan yang menjadi rangkaian acara Kongres dan Reli IVCA 2018. Antara lain kirab estafet trofi IVCA pada 24 Maret sampai 12 April, IVCA Program di Bali pada 12–16 April, dan Vintage Village Festival di Bali pada 13–15 April. Itu sudah termasuk pemecahan rekor Guinness Book of World Records dalam kategori Parade Sepeda Klasik Terbesar di Seluruh Dunia pada Minggu, 15 April.
Ketua Umum Kosti Joko Rinto Prihartono berharap kegiatan itu mampu membuat sepeda tua semakin lestari. ”Sejarah membuktikan bahwa sepeda merupakan alat transportasi yang digemari semua orang. Dari Sabang sampai Merauke, terdapat komunitas sepeda yang bisa menjadi alat pemersatu bangsa,” kata Joko.
Untuk menunjukkan semangat pluralisme, para peserta akan berdemonstrasi khusus pada puncak acara kongres dan reli IVCA di Sanur. Peserta yang berasal dari 50 negara lebih akan bersepeda dengan memakai kostum khas negara masing-masing.
”Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang menjadi tuan rumah. Selain itu, memiliki penggemar sepeda tua terbanyak di seluruh dunia,” imbuh Joko.
Peserta kirab estafet dibagi menjadi empat tim. Pertama, tim inti yang beranggota 10 orang. Mereka menggunakan sepeda tua. Kedua, tim voorrijder dan umum sebanyak tiga orang dengan memakai satu minibus. Ketiga, tim logistik, evakuasi, dan properti sebanyak dua orang. Mereka mengendarai mobil pikap. Keempat, tim supervisi, humas, dan manajerial kirab sebanyak dua orang.
Sebanyak 10 peserta inti akan diikuti ratusan peserta lain yang mengendarai sepeda tua dari Pantai Anyer, Banten, menuju Pantai Sanur, Bali. Peserta inti IVCA 2018 adalah Rendi Surendi, Temmy, Roni Hartono, Purwanto, Irianto, Bambang Supodo, Deny, Suhendri, Ni Luh Made Dewi, dan Ferdy.
Mereka merupakan utusan dari beberapa provinsi anggota Kosti, yakni Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Banten. Sementara itu, ratusan peserta lain bersifat tidak tetap. Artinya, bisa berubah di tiap kota.
”Kami bahagia diberi kesempatan sebagai tim inti dari IVCA. Sampai Kota Semarang pada hari ketujuh ini, semua berjalan lancar,” ungkap Irmanov, koordinator tim kirab.
Selama 20 hari mulai 24 Maret hingga 12 April, peserta melewati 20 kota yang dibagi menjadi tiga etape. Pada etape pertama, peserta melewati Anyer, Cilegon, Jakarta, Bekasi, Karawang, Indramayu, dan Cirebon. Etape itu ditempuh dalam waktu 4 hari, mulai 24 hingga 27 Maret 2018.
Etape kedua melewati Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, dan Kudus. Rute tersebut ditempuh dalam waktu 5 hari, mulai 28 Maret hingga 1 April 2018. Etape ketiga melewati Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Negara, dan Denpasar. Etape tersebut diselesaikan dalam waktu 9 hari, mulai 2 hingga 10 April 2018.
Irmanov menjelaskan, tantangan perjalanan dari Anyer hingga Semarang adalah jalur pantura. Jalur pantura terbentang mulai Indramayu, Jawa Barat, hingga Tuban, Jawa Timur. Jalurnya memang panjang. Karena daerah pesisir, angin berembus begitu kencang. Itu akan membuat peserta mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengayuh sepeda. Apalagi ditambah dengan cuaca yang terik saat siang.
”Ini yang membuat peserta menjadi jenuh. Kami siasati dengan membuat video atau foto di beberapa titik istirahat,” imbuh pria asal Surabaya itu.
Irmanov menambahkan, selama melakukan kirab, mereka mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Kemarin tim kirab IVCA telah tiba di Kota Semarang. Mereka akan beristirahat untuk pemulihan kondisi dan perbaikan sepeda. Mereka dijadwalkan tiba di Bali pada 9 April 2018. ”Sampai hari ini (kemarin, Red), kondisi temanteman masih fit dan sehat. Cuma, ada beberapa sepeda yang perlu perbaikan. Sudah kami sediakan peralatan untuk itu,” katanya.
Setelah finis di lapangan Renon, Denpasar, pada 11 April, peserta akan melakukan konvoi keliling Kota Denpasar. Keesokan harinya, dilakukan seremoni pembukaan IVCA 2018.