Kapasitas 64 Pedagang, Hanya Terisi 15
Sudah Tambah Empat Pintu, Sentra PKL Ampel Tetap Sepi
SURABAYA – Entah bagaimana lagi meramaikan sentra PKL di kawasan wisata religi Ampel. Dibangun menggunakan APBD dengan anggaran yang tidak kecil, pusat kuliner di Jalan Nyamplungan itu tetap saja sepi. Padahal, pemkot sudah menambah empat pintu tahun ini.
Sentra PKL tersebut dibangun cukup luas. Kapasitasnya bisa menampung 64 pedagang. Namun, berdasar pantauan, kemarin (31/3) hanya sedikit penjual yang memanfaatkan sentra kuliner. Jumlahnya tak lebih 15 orang.
Penghasilan menjadi alasan utama sentra PKL itu kurang diminati pedagang. Mereka mengeluh pendapatannya rendah. Sebab, sentra tersebut kurang diminati pengunjung. Wisatawan yang datang ke wisata religi Ampel enggan mampir. ”Susah. Paling tinggi, saya sehari cuma mendapat Rp 80 ribu,” ungkap Siti, salah satu pedagang makanan di pusat kuliner itu.
Perempuan tersebut sempat menunjuk ke arah beberapa rombong yang tergeletak begitu saja di sentra PKL. Alat berjualan itu dibiarkan menganggur. Ada tumpukan meja dan kursi yang dibiarkan usang. Karena jarang dibersihkan, lantainya ikut kotor.
Sepinya sentra PKL Ampel sebenarnya sudah berlangsung lama. Pedagang menganggap keberadaan sentra itu kurang strategis. Lokasinya tidak berada pada jalur peziarah ke makam.
Menanggapi keluhan pedagang, pemkot berupaya meramaikannya. Tahun ini pemerintah melalui dinas koperasi dan usaha mikro menambah empat pintu disertai tangga batu bata. Masingmasing berada di sisi sebelah kanan dan kiri pusat kuliner.
Kenyataannya, penambahan fasilitas itu tak banyak berpengaruh. Pedagang tetap enggan berjualan di sentra tersebut. Mereka memilih menggelar lapak di pinggir jalan. Dampaknya, kawasan Ampel sering kali macet.
Menanggapi sepinya sentra di wilayahnya, Lurah Ampel Mohammad Imzak menjelaskan bahwa sebenarnya pemkot telah banyak berupaya meramaikan sentra PKL itu. Selain membangun sarana anyar, pemerintah mencoba tegas kepada pedagang. Mereka memberikan teguran pedagang secara tertulis.
’’Surat teguran ketiga baru diberikan minggu lalu. Sebelumnya, teguran hanya lisan,’’ ungkap Imzak. Menurut lelaki tersebut, ada 40 pedagang yang bersedia menempati saat awal pendirian sentra PKL. Namun, mereka berubah pandangan dan memilih berjualan di pinggir jalan lagi.
Imzak menambahkan, surat teguran itu juga berisi penegasan kepada PKL. Jika PKL tetap tak mau menempati, pemkot akan mengambil hak berjualan di sentra. Lapak itersebut bakal diberikan kepada pedagang lainnya. ”Kalau saya, bukan persoalan letaknya. Namun, lebih ke kreasi produk pedagang dan bagaimana upaya menarik pengunjung,” katanya.
Menurut dia, sepinya sentra sebenarnya juga memberikan pekerjaan rumah baginya. Saat malam, suasana sentra gelap. Hal itu berpotensi mengundang anak muda untuk berbuat maksiat. ”Makanya, saya intruksikan petugas keamanan untuk rutin memantau,” jelasnya.