Buru Oknum yang Sewakan Lahan
Banyak Bangunan Tidak Layak di Jalan Tambang Boyo
SURABAYA – Pendataan penduduk nonpermanen gencar dilakukan aparat. Kemarin (2/4) petugas gabungan dari Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Polsek Tambaksari, dan koramil melakukan operasi di RW 10, Jalan Tambang Boyo. Hasilnya, delapan orang berasal dari luar kota dan 49 warga Surabaya.
Lurah Pacar Keling Sri Sukariati menyebutkan, sasaran kali ini adalah lahan yang sudah dibebaskan pemkot. ’’Jadi, seluruh penduduk di sana kami data, baik yang nonpermanen maupun penduduk Surabaya,’’ ujarnya.
Kegiatan itu merujuk pada surat edaran wali kota. Yakni, seluruh kecamatan mengantisipasi pendatang, asisten rumah tangga, serta penjaja makanan dan minuman di lingkungan sekolah. ’’Apalagi, tempat tinggal orang-orang tersebut dilihat tidak layak. Kualitas kesehatan di sekitarnya tidak mumpuni,’’ tutur Sekretaris Camat Tambaksari Maria Agustin Y.
Selain itu, pendataan penduduk nonpermanen tersebut merupakan bentuk antisipasi jika terjadi sesuatu terhadap siswa di sekitar lokasi. Kawasan bantaran kali itu dekat dengan SDN Pacar Keling I.
Camat Tambaksari Ridwan Mubarun menyebutkan, lokasi itu sudah dibebaskan pemkot. Dia mendapat informasi adanya oknum yang menyewakan lahan ke pihak lain. ’’Ini sedang kami cari oknum tersebut untuk dimintai keterangan. Apakah ada surat-surat pendukung sehingga bisa menyewakan lokasi tersebut,’’ paparnya.
Kebanyakan yang berdiri merupakan rumah semipermanen yang sudah tidak layak huni. Kualitas kesehatan di sekitarnya sangat minim, bahkan cenderung kotor. Dindingnya hanya terbuat dari tripleks dan beratap seng. Pihak kecamatan pun memberikan saran untuk tidak lagi memperpanjang masa sewa.
Saat pendataan, terdapat 49 orang yang berstatus warga Surabaya yang tidak memiliki rumah. Sebagian besar merupakan penduduk Tambaksari yang hanya numpang alamat. ’’Para penduduk yang tidak punya rumah ini kami sarankan untuk pindah ke rumah susun yang sudah disediakan pemkot,’’ papar Ridwan.
Sementara itu, para penduduk dari luar kota diminta menyewa ke tempat lain yang lebih layak. Dari pendataan tersebut diketahui bahwa sebagian besar adalah warga asal Madura. Adapun sisanya dari Magetan, Trenggalek, dan Gresik. Dari sisi pekerjaan, kebanyakan didominasi ibu rumah tangga dan tukang becak.
Setelah didata, pihak kecamatan berencana melakukan sosialisasi terhadap para penduduk yang masih tinggal di wilayah tersebut. Selain itu, pembongkaran rumah nonpermanen dan pembersihan sampah segera dilangsungkan.