Migrasi ke Kartu Chip, Gratis dan Aman
Kasus skimming atau mencuri data kartu ATM sempat merebak dan memicu keresahan publik. Bagaimana strategi untuk menanggulanginya. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos SHABRINA PARAMACITRA dengan direktur utama Bank Mandiri.
Apa hasil investigasi Bank Mandiri terhadap kasus skimming?
Modus skimming itu kan bermacammacam. Ada alat yang ditempelkan di mesin ATM sehingga data kartu ATM tersebut bisa dikopi. Biasanya kartu ATM itu memakai magnetic stripe.
Apa langkah nasabah jika mendapati dananya hilang atau kartunya diblokir secara tiba-tiba?
Begitu laporan dari nasabah masuk, bank akan mengecek. Dan, kalau terbukti, bank akan mengganti dananya. Skimming itu juga dilaporkan oleh bank ke pihak berwajib. Sedangkan blokir itu tindakan preventif bank supaya nasabah terlindungi kalau ada tandatanda yang mencurigakan. Itu juga bisa diproses supaya blokirnya dibuka oleh bank dan kartunya bisa digunakan lagi oleh nasabah.
Apa langkah bank untuk mencegah praktik skimming?
Yang paling penting itu pasti pengecekan rutin di mesin-mesin ATM. Petugas bank biasanya berpatroli. Bank juga memberikan peringatan dan edukasi kepada nasabah agar mereka berhati-hati terhadap berbagai modus kejahatan. Kalau ada yang bertanya kode-kode rahasia seperti PIN (personal identification number), nasabah tidak boleh memberikannya. Ganti PIN berkala dan sebagainya.
Dari infrastruktur sistem pembayaran, apakah ada tindakan preventif?
Yang paling fundamental adalah mengganti kartu berbasis magnetic stripe ke chip. Saat ini perbankan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk memproses penggantian itu. Migrasi tersebut juga diupayakan supaya dipercepat. Sebab, kan targetnya pada 2021 full migrasi. Kalau bisa, semua itu dipercepat sehingga risikonya mereda karena chip lebih aman. Nasabah bisa meminta ganti kartu magnetic stripe ke chip. Biayanya gratis karena bank yang menanggung ganti kartu tersebut. Kan itu bagian dari cost-nya bank.