Jawa Pos

Ekspor Batu Bara Kalori Tinggi Digenjot

-

JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk berupaya menutup potensi penurunan pendapatan karena aturan harga DMO (domestic market obligation) batu bara. Salah satunya caranya adalah menambah ekspor batu bara kalori tinggi.

Penjualan batu bara Bukit Asam pada triwulan pertama 2018 naik signifikan 116 persen (yoy) menjadi 6,3 juta ton. Kenaikan penjualan terdorong peningkata­n angkutan perusahaan serta naiknya harga batu bara dunia.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin mengatakan, produksi batu bara perseroan pada triwulan pertama meningkat 17 persen menjadi 5,3 juta ton bila dibandingk­an dengan tahun lalu. ”Sejalan juga dengan peningkata­n angkutan perusahaan 60 persen menjadi 5,4 juta ton,” katanya di Hotel Borobudur kemarin (11/4).

Arviyan menyatakan, untuk periode yang sama, pihaknya berhasil memenuhi kuota batu bara DMO sebesar 25 persen ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). ”Secara tahunan memang ada penurunan pendapatan sekitar 25 persen dari DMO. Tetapi, insya Allah adanya high calorie bisa mengompens­asi efek dari DMO ini,” jelas Arviyan.

Pada 2018, PTBA berniat menggenjot kinerja ekspor, terutama batu bara kalori tinggi. Yaitu, nilai kalori 6.400 kcal per kilogram hingga 7.200 kcal per kilogram. Sebab, permintaan di beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, maupun Taiwan terus meningkat untuk kebutuhan pembangkit batu bara dan industri baja.

”Permintaan cukup tinggi. Sudah sampai ke Jepang untuk menjajaki pasar di sana. Bukit Asam sudah berhenti memproduks­i kalori tinggi selama dua tahun, tahun ini dimulai lagi,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Suherman.

Tahun ini PTBA berencana memproduks­i batu bara kalori tinggi 1,7 juta hingga 2 juta ton. Sebesar 1,5 juta ton rencananya dipasok ke Jepang. Cadangan untuk high calorie PTBA sejumlah 60 juta ton.

Harga batu bara dengan kalori tinggi tersebut untuk pasar ekspor bisa tembus di angka USD 120 per ton. Dengan begitu, ekspor diharapkan bisa menutup penjualan batu bara DMO perseroan yang dipatok di bawah USD 70 per ton.

 ?? EPA/WEDA ?? PRODUKSI: Tambang batu bara PTBA di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
EPA/WEDA PRODUKSI: Tambang batu bara PTBA di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia