Jawa Pos

Tujuh Prajurit Dipenjara Sepuluh Tahun

Terbukti Membunuh 10 Warga Rohingya

-

YANGON – Tujuh prajurit Myanmar mendapat ganjaran setimpal. Pengadilan militer menjatuhka­n hukuman 10 tahun penjara atas keterlibat­an mereka dalam pembunuhan 10 warga Rohingya. Mereka juga harus menjalani kerja paksa di wilayah terpencil. Prajurit yang sudah divonis bersalah itu juga dikeluarka­n dari satuan militer selamanya.

”Proses hukum terhadap personel kepolisian dan penduduk sipil yang terlibat dalam kejahatan (di Rakhine) masih dilakukan.” Demikian pernyataan militer Myanmar Selasa (10/4).

Insiden pembunuhan itu terjadi September tahun lalu. Sepuluh warga Rohingya di Desa Inn Din, Rakhine, dibunuh dengan cara ditembak maupun digorok. Mereka lantas dikubur bersamasam­a. Tindakan sadis itu terungkap setelah dua jurnalis Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, melakukan investigas­i.Laporannya diunggah Februari lalu.

Pemerintah Myanmar bersikukuh 10 orang yang dibunuh itu adalah bagian dari 200 militan yhang menyerang pasukan keamanan. Warga Buddha menebas mereka dengan pedang dan tujuh prajurit itu menembakka­n senjata api.

Berdasar investigas­i Reuters, serangan itu sebenarnya tak ada. Penduduk Inn Din sedang berlindung di sekitar pantai saat militer Myanmar datang. Lalu, mengambil sepuluh pria secara acak dan membantain­ya.

Sejak konflik mencuat Agustus tahun lalu, setidaknya 6.700 warga Rohingya tewas. Ribuan lainnya mengaku dirampok, disiksa, dan diperkosa. Rumah-rumah warga juga dibakar hingga rata dengan tanah. PBB dan AS menyebut aksi itu sebagai pembasmian etnis atau genosida.

Kemarin (11/4) Menteri Kesejahter­aan Sosial Myanmar Win Myat Aye mengunjung­i kamp pengungsia­n Kutupalong, Cox’s Bazar di Bangladesh. Sejak konflik mencuat, itu adalah kali pertama ada pejabat setingkat menteri dari Myanmar yang berkunjung ke kamp.

”Yang paling penting adalah memulai proses repatriasi (pemulangan kembali, Red) sece- patnya,” ujar Win Myat Aye kepada 50 perwakilan pengungsi.

Hari ini Win Myat Aye dijadwalka­n bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali. Pemerintah Bangladesh akan memapar- kan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi setelah gelombang pengungsi Rohingya dari Rakhine berdatanga­n. Bangladesh ingin pengungsi yang jumlahnya sekitar 1 juta itu pulang secepatnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia