Jawa Pos

Sekolah Ambruk, Siswa Berbagi Kelas

Guru Tak Boleh Bicara Bareng saat Mengajar

-

JEMBER – Siswa SDN Darungan 02, Dusun Pakeman, Desa Darungan, Kecamatan Tanggul, terpaksa mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM) di ruang kelas yang disekat. Dua ruang kelas yang disekat papan tripleks adalah kelas II dan III. Kemudian, ruang kelas IV disekat dengan ruang kelas V.

Bahkan,untuksiswa­kelasIVdan­Vitu,tempat duduk tiap-tiap ruang kelas juga berbeda. Upaya penyekatan seperti itu terpaksa dilakukan karena pada 2016 tiga ruang kelas (I, II, dan III) ambruk. Untung, saat atap ruang kelas ambrol, tidak ada korban jiwa. Meski ambrolan atap sempat mengenai siswa yang mengikuti KBM di ruang kelas.

Eny Angelina, guru kelas II di SDN Darungan 02, kepada Jawa Pos Radar Jember menyatakan, tiga ruang kelas SDN Darungan 02 ambruk saat siswa baru masuk kelas pukul 08.00. ”Tiba-tiba bagian atap di ruang kelas III ambrol dan beberapa genting jatuh. Bahkan, ambrolnya atap tersebut sempat mengenai siswa yang sedang mengikuti KBM di ruang kelas. Tapi tidak luka berat,” terangnya.

Saat itu juga semua siswa (mulai kelas I, II, higga III) diminta mengosongk­an ruangan. Siswa yang terkena reruntuhan atap langsung dilarikan ke puskesmas. ”Sejak saat itu tiga ruang kelas tidak bisa ditempati. Siswa terpaksa mengikuti KBM di ruang darurat, yakni hanya disekat,” jelasnya. Di SD tersebut siswa kelas II berjumlah 19 anak, sedangkan kelas III dihuni 14 anak.

Namanya saja satu kelas, guru yang menerangka­n pelajaran pun harus gantian. Sebab, suara mereka cukup jelas terdengar dari kelas samping yang ada dalam satu ruangan itu. ”Ketika guru kelas II sedang memberikan penjelasan kepada siswa, guru kelas III harus diam atau duduk-duduk sambil memperhati­kan siswanya,” ucapnya.

Demikian juga sebaliknya. Ketika guru kelas III sedang mengajar, guru kelas II yang kena giliran ”diam”. ”Sebab, kalau bersama-sama memberikan pelajaran kepada siswa, akan seperti orang bertengkar,” seloroh Eny.

Di SD tersebut siswa kelas I yang berjumlah 10 anak terpaksa mengikuti KBM di ruang perpustaka­an yang cukup sempit. Siswa kelas IV dan V menempati ruang kelas IV yang ruangannya juga disekat dengan tripleks. ”Jumlah murid kelas IV ada 11 anak, kelas V jumlahnya ada 18 anak, sedangkan kelas VI hanya 16 anak. Total jumlah keseluruha­n adalah 88 siswa,” paparnya.

Atas kondisi itu, pihaknya sudah berupaya mengajukan perbaikan ke dinas pendidikan (dispendik). ”Proposal permohonan perbaikan sudah sering kami ajukan. Bahkan, sebelum tiga ruang kelas itu ambruk, kami juga sudah melakukan pengajuan proposal. Tapi, hingga saat ini, dispendik belum pernah datang untuk melihat kondisi yang sebenarnya,” ungkap Eny.

Kabid SD/SMP Dispendik Jember Debora saat dikonfirma­si mengatakan, belum ada laporan dari pihak sekolah. Ketika ada laporan, pihaknya akan langsung mengecek kondisi sekolah yang ambruk. ”Saya baru tahu kalau ada informasi SDN Darungan 02 rusak dari wartawan Jawa Pos Radar Jember ini malah,” ujarnya.

 ?? JUMAI/JAWA POS RADAR JEMBER ?? TETAP BELAJAR: Siswa kelas II dan III SDN Darungan 02, Dusun Pakeman, Desa Darungan, Kecamatan Tanggul, terpaksa menempati ruang kelas yang hanya disekat dengan kayu tripleks.
JUMAI/JAWA POS RADAR JEMBER TETAP BELAJAR: Siswa kelas II dan III SDN Darungan 02, Dusun Pakeman, Desa Darungan, Kecamatan Tanggul, terpaksa menempati ruang kelas yang hanya disekat dengan kayu tripleks.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia