Jawa Pos

Polisi Bekuk Skimmer Kediri

Bobol Data Nasabah dari Struk ATM

-

SURABAYA – Polda Jawa Timur (Jatim) berhasil membekuk komplotan skimmer yang mencuri saldo nasabah bank di Kediri bulan lalu. Kemarin (11/4) Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin merilis penangkapa­n itu dalam acara ramah-tamah perbankan Jatim di Surabaya. Komplotan tersebut memanfaatk­an struk anjungan tunai mandiri (ATM) untuk mencuri data nasabah.

Ada empat anggota komplotan skimmer yang ditangkap Polda Jatim. Mereka adalah Supeno, 43; Nur Mufid, 35; Mustofa, 49; dan Sujianto, 48. Tiga anggota komplotan lainnya masih dikejar polisi. ”Kami mengapresi­asi Polsek Kediri yang berhasil mengungkap kasus ini,” kata Machfud kemarin. ”Kami berharap kepercayaa­n masyarakat terhadap sistem transaksi perbankan semakin baik,” lanjutnya.

Dari hasil pemeriksaa­n tersangka, modus yang digunakan pelaku tidak rumit. Ada yang berperan mencari struk transaksi ATM. Pada struk tersebut ada data mentah berupa kode transaksi dan waktu transaksi. Data itu kemudian dikombinas­ikan dengan data rekaman spy cam yang mereka pasang di ATM. Setelah data matang, mereka menggunaka­nnya untuk menggandak­an kartu ATM. Kartukartu itulah yang bisa digunakan untuk mencuri saldo nasabah.

Wadir Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipidek­sus) Bareskrim Kombespol Daniel T. Silitonga membenarka­n bahwa struk ATM bisa dimanfaatk­an untuk skimming. Sebab, data transaksi yang ada di struk bisa digunakan untuk membuat big data. Selain dari struk, ada beberapa sumber lain seperti media sosial dan hasil perekaman pengambila­n uang di ATM. ”Data keluarga, tanggal lahir, juga diambil semua, itu untuk menganalis­is password-nya,” terangnya.

Maka, sebenarnya perilaku yang aman secara digital diperlukan. Dia menjelaska­n, struk jangan dibuang di tempat sampah. Bisa dibawa pulang atau malah disobek hingga tidak terbaca tulisannya. ”Memiliki media sosial juga perlu aman, tanggal lahir, nama orang tua, istri, anak dan sebagainya jangan dipublikas­ikan. Itu bisa jadi bagian dari data yang dianalisis untuk membobol rekening,” tuturnya.

Sejalan dengan perkembang­an zaman, teknologi yang digunakan skimmer terus mengalami perubahan. Pelaku terus mencari cara untuk mendobrak sistem keamanan yang diterapkan bank. ”Polisi juga berkejaran untuk berusaha mengantisi­pasi tindak kejahatan tersebut,” ucapnya.

Menyangkut masalah keamanan, Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim Yudi Hary Mukti mengatakan, upaya itu sejatinya sudah dilakukan sejak 2015. BI menerbitka­n surat edaran kepada seluruh bank di Indonesia. Surat tersebut berisi perintah menggunaka­n chip pada kartu. ”Pada chip itu sudah ada road map tentang data diri pemilik kartu,” ujarnya.

Sistem tersebut diyakini paling aman. Pada 2018 diperkirak­an 30 persen nasabah bank sudah memegang jenis kartu yang dilengkapi chip dan PIN online. Jumlah itu terus ditingkatk­an. Targetnya, pada 2020 semua kartu milik nasabah sudah menggunaka­n teknologi chip.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia