Kembangkan Sistem Baru Ticketing
Hindari Kecurangan Naik Suroboyo Bus
SURABAYA – Sistem pembayaran Suroboyo Bus dengan sampah plastik termasuk baru di Indonesia. Karena itu, masih banyak celah yang perlu disempurnakan. Salah satunya, mekanisme pemberian sampah yang masih bisa dilakukan di atas bus.
Untuk sementara, penumpang yang hendak naik bus bisa mendapatkan kartu bus berwarna merah. Lengkap dengan stikernya. Cara manual tersebut sejauh ini masih bisa dilaksanakan dengan tertib. Sebab, penumpang yang tidak membawa kartu pun masih digratiskan
Ke depan, dinas perhubungan berencana mengantisipasi agar kartu tersebut tidak disalahgunakan. Misalnya, memalsukan tanggal pemasangan stiker. Tujuannya, bisa naik bus beberapa kali dengan stiker yang sama.
Upaya preventif tindakan curang pun sedang diupayakan. Salah satunya dengan digitalisasi sistem. Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Irvan Wahyudrajad menjelaskan, pihaknya sedang mengembangkan sistem baru untuk ticketing. ”Yang sementara ini pakai stiker nanti bisa diganti dengan sistem elektronik seperti top up pulsa,” jelasnya kemarin (11/4).
Irvan mengatakan, dishub juga sudah menyiapkan sistem on board unit (OBU). ”Sistem ini berfungsi untuk membaca top up tiket dari bank sampah,” terangnya.
Selain lebih praktis, penumpang tidak perlu lagi membawa sampah ke halte atau bahkan sampai ke bus. Sebab, untuk bisa menambah saldo kartu bus elektronik tersebut, penumpang harus melakukan top up langsung di bank sampah. Mereka menjadi nasabah bank sampah terlebih dahulu untuk bisa mendapatkan layanan top up itu. Mirip sistem perbankan. Penumpang membawa sampah dengan jumlah tertentu dan mendapatkan top up beberapa kali perjalanan dengan menggunakan Suroboyo Bus.
Dia menambahkan, dishub juga berupaya menggenjot sosialisasi pembayaran dengan sampah tersebut. Ke depan, juga disiapkan lebih banyak program untuk memudahkan penumpang menikmati layanan Suroboyo Bus. ”Secara bertahap masih banyak program setelah ini untuk penyempurnaan,” imbuhnya.
Misalnya, aplikasi GoBis yang bisa memberikan informasi lokasi dan waktu kedatangan bus. Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Aditya Wasita mengatakan, mekanisme pembayaran Suroboyo Bus saat ini terus dievaluasi. Termasuk soal penggunaan kartu yang didapatkan masyarakat setelah menyetor sampah.
Rencananya, pemkot membuat sistem barcode yang bisa dibaca petugas bus. Barcode yang ditempelkan pada kartu itu nanti memuat informasi identitas penyetor sampah. ”Melalui sistem ini, kartu tidak bisa diperjualbelikan,” jelasnya.
Di setiap bank pengumpulan sampah, petugas meng-input data penyetor sampah. Misalnya, nama dan alamat rumah. Melalui skema itu, kartu bus tidak akan bisa digunakan oleh orang lain.