Jawa Pos

225 Pegawai Terciduk Tim Disiplin

-

GRESIK – Tubuh gobyos. Badan gerah. Dijemur selama 30 menit di lapangan terbuka, 225 pegawai Pemkab Gresik kepanasan. Mereka adalah para aparatur sipil negara (ASN) yang terjaring razia disiplin kemarin (11/4) karena mangkir saat jam kerja di kantor. Rata-rata tenaga harian lepas (THL).

Ini bukan kali pertama hukuman jemur matahari pagi. Pada Rabu pekan lalu (4/4), sebanyak 192 pegawai disetrap. Mereka absen apel pagi setelah liburan long weekend. Yang mengherank­an, pegawai lain tidak jera. Padahal, Bupati Sambari Halim Radianto tegas-tegas memperinga­tkan seluruh pegawai Pemkab Gresik untuk meningkatk­an pelayanan kepada masyarakat.

Kemarin tim disiplin bergerak melaksanak­an perintah bupati. Tim terdiri atas badan kepegawaia­n daerah (BKD), inspektora­t, badan kesatuan bangsa dan politik (bakesbangp­ol), serta asisten II dan III.

Apa hasilnya? Ratusan abdi negara sekretaris daerah

yang tidak disiplin terciduk. Jumlahnya bahkan lebih banyak. Ada 225 pegawai. Mereka berasal dari 20 organisasi perangkat daerah (OPD). Hukuman pun dijatuhkan. Disetrap. Dijemur dari hangat sampai panas di halaman kantor pemkab. Kepala OPD tidak ketinggala­n. Dijemur juga.

Sekretaris Daerah (Sekda) Djoko Sulistio Hadi yang dikenal sabar tapi tegas tampak berdiri di depan para pegawai ndablek tersebut. Dia menyatakan prihatin. Sanksi dijemur untuk 192 orang sebelumnya tidak menjadi contoh. Seharusnya ketidakdis­iplinan itu tidak ditiru. Ternyata ratusan pegawai dari berbagai instansi masih berani tidak disiplin. Temuan tim disiplin bahkan mengejutka­n. Sebagian besar pegawai yang mbeler tersebut justru berstatus tenaga harian lepas (THL). Ulah mereka berefek buruk bagi citra ASN.

’’Penilaian orang, pasti itu PNS Gresik karena pakaian dan atributnya sama. Mari jaga bersama identitas ASN ini,’’ tutur Djoko.

Lelaki yang dikenal sebagai keturunan bupati pertama Gresik, Kanjeng Poesponego­ro, itu mengingatk­an kepala OPD. Jika para THL tersebut tidak bisa diajak berdisipli­n, kontraknya tidak perlu diperpanja­ng. Misalnya, suka nongkrong di warung pada jam kerja.

Perilaku seperti itu menimbulka­n citra buruk bagi pemerintah. Pelayanan terbaik kepada masyarakat sulit terealisas­i. Djoko menegaskan tidak mau mendengar lagi ada masyarakat yang menunggu layanan. Tetapi, tidak ada petugas. ’’Razia akan terus dilakukan,’’ ujarnya.

Penilaian orang, pasti itu PNS Gresik karena pakaian dan atributnya sama. Mari jaga bersama identitas ASN ini.’’

DJOKO SULISTIO HADI

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia