Jawa Pos

Ajukan Tambahan Sentra Kuliner

-

SURABAYA – Sentra wisata kuliner (SWK) merupakan cara pemkot memberdaya­kan warga dan pedagang kaki lima (PKL). Sentra itu juga menjadi tempat relokasi PKL yang berjualan di pinggir jalan.

Di kawasan timur Surabaya, ada 17 SWK yang tersebar di delapan kecamatan. Yang paling banyak di Kecamatan Sukolilo, yaitu lima sentra kuliner. Beberapa kecamatan pun mengusulka­n penambahan SWK baru. Salah satunya di Tambaksari. ”Kami sedang mengajukan satu SWK lagi, rencananya di Jalan Kalikepiti­ng,” ujar Camat Tambaksari Ridwan Mubarun.

Pusat jajanan dan makanan itu menjadi salah satu solusi untuk merelokasi PKL. Namun, tidak semua berhasil dan ramai oleh pengunjung. Beberapa sentra kuliner terpaksa mangkrak karena ditinggalk­an pedagang. Alasannya sepi pembeli.

Salah satu yang ramai adalah SWK Klampis Ngasem di Jalan Ir Soekarno. Pusat jajanan dan makanan tersebut mulai beroperasi pada 2014. Hasil manis itu bukan semata tanpa proses yang panjang. Pedagang terus berinovasi dan memanjakan pengunjung. ”Dulu parkirnya sempit, tapi kami ajukan ke dinas koperasi dan UMKM untuk menambah lahan parkir. Alhamdulil­lah, sekarang bisa ramai,” ujar Ketua Paguyuban SWK Klampis Ngasem Wasiman.

Pada awal beroperasi, lanjut Wasiman, kondisinya sepi. Jumlah pengunjung bisa dihitung dengan jari dalam sehari. ”Kebetulan di sini dekat kantor, kelurahan, dan sekolah. Lama-lama jadi ramai,” ujar pria yang berdagang sejak 2014 itu.

Sepinya sentra kuliner bukan karena pengunjung saja. Tidak sedikit juga pedagang yang keluar dan memilih menjadi PKL lagi. Akibatnya, kondisi SWK semakin sepi. ”Sebenarnya, ada aturan kalau pedagang keluar, akan diberikan surat peringatan (SP) sampai tiga kali,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Widodo Suryantoro.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia