Rusunawa Tambak Wedi Mulai Isi
Masih Kurang Fasilitas Tandon Air
SURABAYA – Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Tambak Wedi di Kecamatan Kenjeran tidak lagi sepi. Hunian bertingkat lima itu mulai ditempati kemarin (11/4). Warga antusias pindah ke tempat tinggal anyar. Para penghuni baru terlihat sibuk memindahkan semua barang dari rumah sebelumnya yang berjarak sekitar 600 meter. Kompor, pakaian, meja, dan televisi diangkut dengan melewati tangga.
’’Masih memindahkan barang dulu. Mungkin, malam ini (tadi malam, Red) belum tidur di rusun,’’ ucap Torip, salah satu penghuni, sambil menata pakaiannya. Lelaki itu tampak senang. Sebab, Torip mendapat hunian di lantai 2. Dia tinggal bersama istri dan dua anaknya. Saat ditemui, Torip sempat mengecek kondisi perabot di ruangannya. Mulai meja, tempat tidur, hingga lemari. Semua masih mulus.
Torip menyatakan lega setelah pindah ke rusunawa. Di tempat tinggal lama, hatinya selalu waswas. Dia takut sewaktu-waktu kena gusur. ’’Saya senang. Apalagi, biaya sewanya cukup murah,’’ katanya. Selain dia, Saniran, warga lainnya, boyongan kemarin. Dia mendapat bagian ruangan di lantai 3. Saniran bersama anak-anaknya mengangkut semua perabot. Termasuk gentong air yang ukurannya besar. ’’Bingung Mas. Piye natane,’’ katanya.
Saat ini Rusunawa Tambak Wedi memang belum terisi penuh. Pada tahap pertama, hanya ada 18 penghuni yang masuk. Mereka merupakan penduduk Tambak Wedi yang terdampak proyek Suramadu. ’’Semua sudah mengambil kunci. Jadi, mereka sudah resmi pindah ke rusunawa,’’ ungkap Kasi Pemanfaatan Rumah dan Bangunan Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Doni Ardian. Lelaki itu menambahkan, sudah ada imbauan dari pemkot. Calon penghuni diminta segera pindah.
Sebab, ada kegiatan lanjutan setelah warga direlokasi. Bangunan liar (bangli) yang sebe- lumnya jadi tempat tinggal akan dibongkar. Proyek wisata Suramadu diteruskan.
Doni menyebutkan, aturan pemanfaatan rusunawa masih tetap. Meski jadwal masuknya bersamaan, warga baru tidak dikumpulkan di satu lantai. Mereka dipisah berdasar usia. ’’Kepala rumah tangga termuda berada di lantai paling atas,’’ ungkap Doni.
Lelaki itu mengakui, infrastruktur di rusunawa memang belum lengkap. Secara bertahap, pemkot bakal berupaya melengkapi kekurangan sarana untuk warga di hunian. Saat ini memang masih ada beberapa fasilitas yang kurang. Selain pagar dan pos keamanan, rusunawa ternyata belum memiliki tandon air bawah semacam tempat penampungan air langsung dari pipa PDAM.
Agar penghuni tidak kesulitan air, DPBT telah mengambil inisiatif. Mereka mengedrop air dengan menggerakkan truk-truk tangki. Kemarin ada 10 tangki air yang disetor ke rusun. Rusunawa Tambak Wedi dibangun dengan menggunakan dana APBN dan rampung pada 2017. Rusun yang terdiri atas satu blok itu memiliki lima lantai. Jumlah total hunian ada 70 unit.