Jawa Pos

Kurang Makanan Berserat Picu Kanker

-

SURABAYA – Pola hidup masyarakat yang tidak teratur memicu keragaman penyakit. Termasuk kanker. ”Hampir semua bagian tubuh berpeluang muncul kanker,” ungkap dr Made Putra Sedana SpPD KHOM dalam talkshow Kanker Kolorektal di Adi Husada Cancer Center (AHCC) kemarin (11/4).

Jenis kanker yang dibahas kali ini adalah kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon). Menurut Made, jumlah pasien kanker kolorektal semakin banyak ditemukan. Dalam satu bulan, ada 2–3 pasien baru di Surabaya. ”Itu yang terdeteksi. Banyak yang belum terdeteksi,” ungkap dokter asli Singaraja, Bali, tersebut.

Terlebih, gejala kanker tidak dirasakan pasien. Mereka sering kali datang ke dokter dengan kondisi yang sudah parah. ”Kankernya sudah menyebar,” kata dr Made. Kanker kolorektal juga termasuk salah satu jenis yang dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Hati adalah bagian yang sering menjadi target penyebaran kanker dari usus besar.

Kalau sudah menyebar, lanjut Made, tingkat keberhasil­an operasi lebih sedikit. ”80 persen peluang berhasil kalau belum menyebar. Nah, kalau sudah menyebar, peluang berhasil hanya 20 persen,” terang Made.

Karena itu, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Deteksi dini terus ditekankan Made kepada masyarakat. Mereka diharapkan lebih peduli terhadap kesehatan masing-masing.

Deteksi dini dapat dilakukan sendiri. Untuk lebih memastikan, pasien dapat berkonsult­asi ke dokter. Gejala kolorektal memang baru dirasakan pasien ketika kanker sudah berkembang. Gejala bergantung pada lokasi tumbuhnya kanker. Tanda yang mudah dikenali adalah diare dalam waktu panjang dan proses buang air besar (BAB) yang tidak tuntas.

Dia menambahka­n, faktor penyebab pasti kanker kolorektal memang belum diketahui sampai saat ini. Pola hidup dianggap memiliki andil besar. ”Ada juga peluang faktor genetik. Jadi, kalau ada keluarga yang mengidap, segera konsultasi,” tegasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia