Tradisi yang Bakal Lestari
TIM nasional (timnas) Inggris pernah mendatangkan pelatih impor. Mereka pernah ditangani Sven-Goran Eriksson (Swedia) di Piala Dunia 2006 serta Fabio Capello (Italia) di Piala Dunia 2010. Namun, Inggris justru menjadi kampiun di Piala Dunia ketika ditangani pelatih dalam negeri. Itu terjadi pada Piala Dunia
1966. Saat itu, The
Three Lions –julukan timnas Inggris– dibesut Alf Ramsey.
Ramsey pun menjadi bagian dari tradisi di Piala Dunia. Sejak turnamen tersebut bergulir pada 1930, tim yang menjadi kampiun ditangani pelatih lokal (lihat grafis).
Apakah tradisi itu bakal lestari? Melihat deretan tim yang menghuni daftar unggulan, sinyal langgengnya tradisi tersebut sangat mungkin terjadi. Brasil, Jerman, Spanyol, Argentina, Prancis, dan Inggris ditangani pelatih lokal. Total, 20 dari 32 negara kontestan ditangani pelatih dari negeri sendiri.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Jepang langsung membuat keputusan mengejutkan. Awal pekan ini, mereka memecat Vahid Halilhodzic yang sudah berjasa mengantarkan tim Samurai Biru ke Rusia. Posisinya langsung diganti talenta lokal Akira Nishino. Pelatih 63 tahun tersebut merupakan hasil tempaan Jepang U-20 pada 1991. Kemudian, dia menangani U-23 tiga tahun berselang. Belasan tahun karirnya juga dihabiskan di klub-klub Jepang. Itulah yang membuatnya memiliki nilai plus dengan memahami karakter Jepang.
’’Selalu ada risiko saat Anda mengganti pelatih (di tengah jalan, Red). Namun, risiko juga ada saat memilih mempertahankannya,’’ ucap Presiden Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) Kozo Tashima kepada The Sun. ’’Bila dengan mengganti pelatih menjamin kami bisa melakukan sesuatu yang ajaib untuk membuat tim lebih baik, kami akan melakukannya,’’ lanjut Tashima.
Nishino menyadari tugas berat yang dia pikul. Apalagi, dalam lima edisi Piala Dunia sebelumnya, tiga kali Jepang ditangani arsitek asing. Yakni, Phillipe Troussier (Prancis) di Piala Dunia 2002, Zico (Brasil) di Piala Dunia 2006, dan Alberto Zaccheroni (Italia) empat tahun silam. ’’Sebenarnya saat ini bukan waktu yang tepat mengganti pelatih. Namun, saya lebih memprioritaskan tim ini ketimbang diri saya sendiri,’’ ucap Nishino.
JFA memang terinspirasi beberapa negara raksasa yang tampil di Rusia. Di antaranya, Jerman, Spanyol, dan Inggris. Sebagaimana diketahui, Joachim Loew (Jerman), Julen Lopetegui (Spanyol), Gareth Southgate (Inggris), Tite (Brasil), Didier Deschamps (Prancis), dan Jorge Sampaoli (Argentina) merupakan produk binaan asli negeri sendiri. Namun, selain tradisi yang kuat, negara-negara besar tersebut punya sumber daya pemain yang mendukung.