Sehari Habiskan 35 Kg Jagung
PRODUKSI Jagung Nyumi bertambah seiring naiknya permintaan. Bahkan, dalam sehari, Sukma bisa menghabiskan lebih dari 35 kg jagung. Suplai jagung diperoleh dari pasar. Bahan baku yang digunakan Sukma adalah jagung pipil segar, bukan frozen. ”Jagungnya harus muda agar tak keriput setelah dikukus. Selain harganya lebih ekonomis, rasanya lebih segar dan manis,” jelasnya.
Sukma menjalankan bisnis Jagung Nyumi dengan cara sendiri. Pada saat para pelaku bisnis lain mengandalkan Go-Food atau Grab Food untuk pemasaran, Sukma tidak demikian. Hingga saat ini dia tidak bekerja sama dengan aplikasi transportasi online. Tidak ada jasa delivery order. Hanya berjualan di lapak.
Sukma punya pertimbangan tersendiri. Misalnya, pesanan via jasa aplikasi online tidak jarang minta diprioritaskan dan dilayani terlebih dahulu. ”Padahal, yang ngantri sejak lama sudah banyak. Jadi, saya belum tertarik pakai itu,” ujarnya.
Sebagai media promosi, Sukma mengandalkan kerja sama dengan beberapa foodgram di Surabaya. Dia menyesuaikan dengan target market yang memang membidik anak muda. Di samping itu, dia sangat agresif promosi di Instagram dan konsisten memberikan fotofoto produk terbaiknya. ”Suami saya yang mengurus masalah pemasaran di Instagram. Mulai foto sampai endorse foodgram,” lanjutnya.
Dalam menjalankan bisnisnya, Sukma benar-benar memperhatikan pelayanan kepada konsumen. Pelayanan tersebut tidak semata-mata menerima keluhan pelanggan dan memberikan solusi. Lebih dari itu, pelayanan yang diberikan juga harus bisa mengedukasi konsumen dengan baik. Dengan begitu, konsumen akan puas dan mau kembali membeli produknya.
Sukma berpesan kepada para entrepreneur yang sedang atau akan merintis sebuah usaha. Kesuksesan sebuah bisnis tidak bisa didapatkan secara instan. Juga dibutuhkan kerja keras dan mental tangguh untuk mewujudkannya.