Jawa Pos

Cinta Musik Sejak Kecil

Lebih Dekat dengan Grand Finalist Indonesian Idol 2018

-

PADA Senin malam (9/4), Ahmad Abdul dan Maria Simorangki­r terpilih sebagai grand finalist Indonesian Idol 2018. Keduanya sama-sama punya kualitas dan karakter suara yang oke. Berikut cerita mereka menggeluti musik sejak kecil hingga sampai ke panggung puncak pencarian bakat terlaris di Indonesia tersebut.

SUARA Maria Simorangki­r memang bagus sejak kecil. Tidak percaya? Buka saja YouTube dan ketik kata kunci Maria Idol Junior. Ya, siswi kelas XI

SMK Musik Methodist Charles Wesley Medan tersebut adalah jebolan Indonesian Idol Junior

2014. Saat itu, meski sering mendapat pujian dari juri, Maria gugur di top 5. Sang mama, Rohani Simanjunta­k, yang mendorongn­ya mendaftar ketika audisi Indonesian Idol (yang bukan junior) dibuka di Medan akhir tahun lalu.

’’Saya penasaran, bisa sukses nggak ya,’’ kata Maria.

Walau begitu, Maria sempat ragu saat hari audisi.

Dia kembali berpikir apakah bisa sukses di ajang sejenis. Di tengah keraguan tersebut, Rohani kembali mengingatk­annya. ’’Pas pulang sekolah, mama nanya, kok nggak audisi,’’ kenang Maria.

Motivasi sang bunda terbukti. Maria menjadi peserta paling konsisten. Meski pada awalnya kurang difavoritk­an, akhirnya dia sukses merebut perhatian publik lewat suara powerful-nya.

Maria akrab dengan musik dan tarik suara sejak kecil. Pada masa kecilnya, penggemar Michael Jackson dan Beyonce tersebut suka dengan lagu-lagu klasik dari animasi Disney atau film-film Barbie. ’’Musik dan lagu itu bisa nyambung sama perasaan aku,’’ ujar Maria. Sejak itu pula, Rohani mendorong putrinya mengikuti berbagai lomba menyanyi. Bahkan, Maria berkompeti­si sejak taman kanak-kanak. Teknik vokal Maria yang bagus tidak hanya didapat dari jam terbang, tetapi juga berkat hasil latihan rutin. Sejak SD, Maria mengikuti kursus vokal dengan Herlin Siboro. Lalu, hingga kini, di sekolah, dia belajar vocalizing. Tidak mengherank­an kalau range vokalnya begitu lebar. Itu juga yang sering dipuji juri Indonesian Idol.

Salah satu penampilan Maria yang dianggap paling spektakule­r adalah ketika membawakan OST The Greatest Showman, Never Enough. Lagu yang konon katanya sulit ditiru itu akhirnya bisa dinyanyika­n Maria dengan luar biasa. Kelima juri memberikan standing ovation. Videonya menyanyika­n lagu Loren Allred tersebut lantas viral. Maria mengungkap­kan, membawakan Never Enough merupakan permintaan

Maia Estianty. Awalnya, Maria tidak berani karena tahu lagu itu terlampau sulit. ’’Bahkan, si Loren pernah bilang sendiri bahwa lagu ini sulit,’’ kata gadis kelahiran Medan, 7 Oktober 2001, tersebut. Maria pun melakukan latihan seadanya dan tampil natural. Hasilnya sungguh tidak terduga. Selama mengikuti Indonesian Idol, Maria mulai berkembang menjadi seorang bintang. Awalnya, dia sempat dibilang kurang memiliki aura bintang oleh juri. Namun, dari situ dia belajar untuk melatih feel dan emosi ketika menyanyi. ’’Jadi, nggak cuma teriak-teriak, tapi perasaanny­a juga nyampe,’’ kata Maria.

Kini fokus Maria adalah mempersiap­kan diri di grand final. Yang paling penting adalah menjaga kesehatan. ’’Kalau kesehatan saya drop, bisa ngaruh ke mana-mana,’’ ucapnya. Maria rutin mengonsums­i vitamin dan suplemen demi menjaga kondisi tubuhnya. Sesi latihan vokal pun tidak pernah dilewatkan. Persiapan lain adalah melatih emosi dan perasaan ketika menyanyi. Maria sadar betul, untuk urusan perasaan, dirinya perlu banyak berlatih. Caranya adalah bernyanyi atau berbicara di depan cermin. ’’Saya latihan dari cara nyanyi sama ekspresi ketika tampil. Cukup membantu sih latihan di depan cermin,’’ katanya. (len/c14/na) MENJADI grand finalist sama sekali tidak masuk target Ahmad Abdul. Pria berdarah Kupang-Aceh itu mendaftar Indonesian Idol 2018 untuk menyalurka­n bakat bernyanyi dan bermusikny­a. ’’Makanya, pas diumumkan itu kaget banget sekaligus bangga,’’ kata Abdul saat ditemui di sela latihan di MNC Studios Tower II, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (13/4).

Kecintaan sulung di antara tiga bersaudara tersebut terhadap musik muncul sejak kecil. Maklum, keluargany­a akrab dengan musik. Ayah dan saudaranya suka bermain musik. Saat masih duduk di bangku SD, dia sudah mendengark­an lagu-lagu Western. Mulai yang slow seperti Michael Learns to Rock (MLTR) sampai yang seperti Pink Floyd. ’’Asyik banget kalau denger band rock,’’ ujar Abdul dengan semangat.

Kala senggang, Abdul hobi menyanyi dan belajar alat musik. Dia bisa main drum dan gitar, hasil belajar secara otodidak dengan keluargany­a. Ketika remaja, Abdul mulai pede ikut festival musik.

Abdul pernah bergabung dalam band indie bergenre alternativ­e rock, Nullify, sejak 2009. Mereka tampil di berbagai acara musik di Denpasar. Bahkan sempat merilis album indie bertajuk Chasing Reality pada 2013.

Nah, pada 2016, Abdul meninggalk­an Nullify. Dia bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan swasta di Denpasar. Saat itulah adik Abdul, Siti Fatin, menawariny­a pekerjaan sebagai penyanyi kafe.

’’Waktu itu Fatin mau pergi ke Jakarta. Saya diminta menggantik­an,’’ kenang Abdul. Pria kelahiran Kupang, 31

Mei 1990, itu mengambil tawaran menyanyi di kafe untuk mengisi waktu luang dan menambah penghasila­n. ’’Pagi ngantor, malam nyanyi,’’ ucap dia. Suaranya yang unik membuatnya disukai pengunjung kafe. Menurut Abdul, dirinya sering mendapat apresiasi positif dari turis asing. ’’Mereka banyak berasal dari Eropa, selalu ikut nyanyi bareng dan goyang,’’ ungkapnya. Saat asyik menjalani dua pekerjaan, muncul pengumuman audisi Indonesian Idol 2018. Abdul tertarik mencoba peruntunga­n. Ditambah lagi, dia berada di batas usia maksimal peserta, yaitu 27 tahun. ’’Ini kali pertama dan terakhir saya bisa ikut audisi Indonesian Idol,’’ ujar fans Coldplay tersebut. Abdul pun mengikuti audisi di Surabaya.

Antre berpanas-panas hingga meraih golden ticket.

Jalan Abdul di Indonesian Idol terbilang mulus. Dengan suaranya yang khas, Abdul bisa membawakan sebuah lagu genre apa pun menjadi lebih ringan dan asyik. ’’Kuncinya, saya coba dengarkan lagu berkali-kali sehingga bisa memahami,’’ tutur Abdul. Setelah membawakan All I Want milik Kodaline di babak eliminasi, beberapa pekan kemudian dia dihubungi via DM Instagram oleh pihak band asal Irlandia tersebut. Abdul diajak dalam sebuah proyek rahasia yang belum bisa diungkapka­n.

Menjelang grand final nanti malam (16/4), Abdul lebih rutin berlatih vokal dan belajar lagu yang akan dibawakan. Headvoice, chest voice, dan suara falsetto dilatihnya secara optimal agar ketiganya bisa digunakan secara tepat. Dia menyatakan hanya bicara seperlunya agar suara tidak habis.

Dari segi makanan, Abdul hanya mengonsums­i yang disajikan panitia. Tidak ada makanan berminyak atau berlemak. Abdul juga menjaga kondisi agar tidak lelah. Tidur tidak boleh dilewatkan. Selain itu, dia tidak punya persiapan khusus. ’’Yang pasti, kalau badan sudah sehat, semua bakal lancar,’’ tandasnya.

 ??  ?? Ahmad Abdul, 27 • Musikalita­s bagus. • Punya suara dengan ciri khas yang unik dan jarang ditemui. • Mampu memberikan nuansa chill atau santai pada lagu genre apa pun. Yang harus diperbaiki • Kalau berduet, terlebih dengan perempuan, Abdul harus lebih...
Ahmad Abdul, 27 • Musikalita­s bagus. • Punya suara dengan ciri khas yang unik dan jarang ditemui. • Mampu memberikan nuansa chill atau santai pada lagu genre apa pun. Yang harus diperbaiki • Kalau berduet, terlebih dengan perempuan, Abdul harus lebih...
 ??  ?? • Teknik vokal yang nyaris sempurna dan stabil.
• Range suara lebar mulai nada rendah hingga nada tinggi. • Mampu memberikan nuansa grande pada lagu genre apa pun. Yang harus diperbaiki • Mesti belajar membangun
emosi lagu.
• Usia Maria yang masih...
• Teknik vokal yang nyaris sempurna dan stabil. • Range suara lebar mulai nada rendah hingga nada tinggi. • Mampu memberikan nuansa grande pada lagu genre apa pun. Yang harus diperbaiki • Mesti belajar membangun emosi lagu. • Usia Maria yang masih...

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia