Jawa Pos

Berat Capai Target meski Terkendali

Defisit Terendah dalam Dua Tahun

-

JAKARTA – Kinerja APBN awal tahun terbilang positif. Per 31 Maret, realisasi defisit merupakan yang terendah sejak dua tahun terakhir. Meski demikian, polemik besarnya utang membuat khawatir pada target angka defisit anggaran yang ditetapkan tahun ini, yakni 2,19 persen.

Pengamat ekonomi Tony Prasetiant­ono menilai masih berat apabila pemerintah memprediks­i target defisit akan tercapai. Jika pada Maret saja terjadi defisit 0,58 persen, dalam setahun defisit bisa berada di kisaran 2,32 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Meski demikian, dia menekankan bahwa pemerintah tidak perlu khawatir sekalipun tidak mencapai target. ”Yang terpenting, angka tersebut masih jauh dari batas toleransi 3 persen, bahkan lebih rendah dari rata-rata defisit dalam beberapa tahun terakhir sekitar 2,5 persen,” paparnya kepada koran ini kemarin (17/4).

Terkait dengan realisasi utang pemerintah yang sudah mencapai angka Rp 4.136,39 triliun dan rasio utang yang hampir menyentuh 30 persen, Tony menyebut kondisi utang masih aman. Sebab, masih berada di batas bawah yang

Total utang pemerintah Pinjaman 1. Pinjaman luar negeri 2.Pinjaman dalam negeri Surat Berharga Negara 1. Denominasi rupiah 2.Denominasi valas Pendapatan domestik bruto**

A. B.

Rasio utang terhadap PDB

aman, yakni 60 persen.

Namun, dia menegaskan, pemerintah harus memperhati­kan utang luar negeri dan debt service ratio yang sudah mencapai 34 persen.

Berdasar data Kementeria­n Keuangan, per 31 Maret realisasi defisit APBN sebesar 0,58 persen terhadap PDB atau Rp 85,8 triliun. Menurut Menkeu Sri Mulyani Indrawati, angka defisit tersebut merupakan yang terendah sejak dua tahun terakhir. Tahun lalu defisit 0,76 persen dari PDB. Dua tahun lalu, bahkan pada tiga bulan pertama, sudah defisit 1,13 persen. ”Jadi, kelihatan sekali trennya dalam APBN kita yang semakin baik dan kuat. Keseimbang­an primer juga,” jelas Sri Mulyani di gedung Kemenkeu.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahka­n, sampai 31 Maret 2018 angka keseimbang­an primer Rp 17,3 triliun. Jauh lebih kecil daripada tahun lalu dengan besaran keseimbang­an primer Rp 38,7 triliun.

Dengan realisasi defisit tersebut, menurut dia, besaran pembiayaan sampai akhir Maret mencapai Rp 149,8 triliun atau 45,96 persen dari yang direncanak­an dalam APBN 2018 sebesar Rp 399,2 triliun.

Realisasi pembiayaan tersebut turun drastis untuk pembiayaan utang, yaitu -21,1 persen. Dia pun yakin bahwa defisit anggaran tahun ini bisa sesuai dengan target. ”Kita akan terus upayakan APBN terus dalam kondisi sehat dan fit. Sampai akhir tahun, prediksi untuk defisit 2,19 persen,” imbuhnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia