Jawa Pos

Diabaikan dan Kehilangan Teman Sejati

-

SALVATORE Sirigu sempat menikmati kebanggaan ketika dirinya menjadi bagian dari skuad Paris Saint-Germain (PSG). Kebanggaan itu mulai sirna seiring kedatangan Kevin Trapp dan kian matangnya Alphonse Areola.

Dua kiper itu langsung menyita perhatian manajemen dan ofisial PSG. Dampaknya, Sirigu yang membela PSG sejak 2011 mulai dicueki.

Status pinjaman pun harus dirasakan kiper 31 tahun tersebut. Dia sempat singgah ke Spanyol membela Sevilla dan Osasuna sebelum mematenkan statusnya sebagai kiper utama Torino.

”Saya sudah berpikir setelah bertahunta­hun bahwa mereka (PSG, Red) seharusnya berbicara langsung dengan saya dengan petinggi yang sudah saya kenal,” ungkap Sirigu kepada La Gazzetta dello Sport. ”Jadi, bukannya melalui direktur olahraga yang bahkan saya tidak pernah bertemu dengannya,” keluh Sirigu.

Ya, dia merasa tidak dihormati. Meski begitu, Sirigu tetap bangga pernah satu tim dengan predator gol seperti Edinson Cavani dan Zlatan Ibrahimovi­c. Dia juga pernah menikmati empat trofi Ligue 1 sejak 2013 hingga 2016.

Tapi, di Paris pula, Sirigu pernah merasakan pilu. Dia kehilangan dua teman sejati yang tewas karena serangan teroris di sebuah klub malam Bataclan dua tahun silam. ”Itu adalah saat-saat yang mengerikan. Saya kehilangan Stephan Albertini dan Pierre Innocenti,’’ ujarnya.

”Pada malam kejadian, saya mengirimka­n pesan kepada Albertini dan mengatakan ’Apakah kamu baik-baik saja?’ Dan, saya pikir dia ada di restoranny­a, tetapi dia pergi ke teater bersama Innocenti dan mereka meninggal di sana,” ungkapnya sedih.

 ?? FILIPPO VENEZIA/EPA-EFE ?? MASIH KECEWA: Salvatore Sirigu yang membela Torino mengamanka­n bola dari striker Chievo Roberto Inglese dalam laga Serie A akhir pekan lalu (14/4).
FILIPPO VENEZIA/EPA-EFE MASIH KECEWA: Salvatore Sirigu yang membela Torino mengamanka­n bola dari striker Chievo Roberto Inglese dalam laga Serie A akhir pekan lalu (14/4).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia