Akhir Tiga Tahun Penantian
GIANYAR – Yandi Sofyan sempat digadang-gadang sebagai striker masa depan timnas. Maklum, dia pernah menimba ilmu di Uruguay dan bergabung bersama CS Vise serta Brisbane Roar. Namun, prestasinya kian meredup setelah pulang ke tanah air pada 2014.
Dia hanya mencetak satu gol ketika memperkuat Persib Bandung hingga 2016.
Keputusan Yandi pindah ke Bali United pada musim lalu juga tak mengubah peruntungannya. Dia kalah bersinar dengan striker asing seperti Sylvano Comvalius. Namun, musim ini Yandi mulai menunjukkan sinyal bangkit. Keran golnya pun mulai mengalir kemarin (22/4) saat Bali United menjamu Barito Putera di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Dia melesakkan satu di antara dua gol kemenangan tim. Tepatnya pada menit ke-91. Satu gol lainnya dicetak Stefano Lilipaly pada menit ke-44.
Adik mantan striker timnas Zainal Arief itu memang tidak menjadi starter kemarin sore. Dia baru masuk di babak kedua, tepatnya pada menit ke-81, untuk menggantikan Ilija Spasojevic. ’’Saya memang sengaja memberi kepercayaan lebih agar ketika Spaso dipanggil timnas, kami tidak khawatir,’’ tutur pelatih Bali United Widodo C. Putro. Spesialnya lagi, gol yang dilesakkan Yandi kemarin adalah gol pertamanya setelah menunggu selama tiga tahun. Atau setelah gol yang dilesakkan bersama Persib Bandung pada 25 Februari 2015. Yandi pun sangat puas dengan gol yang dicetak kemarin. Dia berterima kasih kepada Widodo yang sudah memberikan kepercayaan untuk turun pada pertandingan tersebut. ’’Tidak ada perasaan apa-apa. Saya juga tidak berpikir apa-apa ketika menerima umpan. Yang terpenting bisa cetak gol dan bantu tim menang,’’ papar Yandi.
Dia memang sempat grogi. Apalagi, Widodo mewantiwantinya agar tidak membuang peluang. Untung, dia menjawab semua permintaan pelatihnya dengan baik. ’’Coach (Widodo) sempat berbisik kalau saya harus lebih rajin cari bola dan membuka ruang. Saya jalankan dan akhirnya bisa cetak gol,’’ jelasnya.
Sementara itu, pelatih Barito Putera Jacksen F. Tiago mengatakan, ada kesalahan dalam timnya. Banyak peluang yang seharusnya berbuah gol, tapi gagal dimanfaatkan dengan baik. ’’Kualitas passing juga sangat buruk,’’ keluh Jacksen.
Jacksen menganggap mental anak asuhnya tidak bagus. Ada trauma karena pernah dikalahkan Bali United dengan skor telak 0-5 di stadion yang sama musim lalu. ’’Mentalnya sedikit goyah. Gol terakhir terutama, kami dalam posisi menyerang,’’ tuturnya.