Ikuti Pelatihan Panjang, Semua Guru Harus Bergelar Master
Akademisi Finlandia Berbagi Inspirasi Kemajuan Pendidikan Negaranya
Finlandia terkenal dengan pendidikannya yang berkualitas. Kualitas guru menjadi perhatian utama dan kunci sukses mereka. Kini perwakilan dari negara di Eropa Utara itu ingin ’’menularkan’’ keberhasilan tersebut ke Surabaya.
PASI Kaskinen, executive vice president Finland University, terbang ke Surabaya akhir pekan kemarin. Dia secara khusus diundang oleh Kedutaan Besar Finlandia di Indonesia untuk berbicara tentang pendidikan.
Ya, pendidikan di Finlandia memang nomor satu di dunia. Beruntung, Kaskinen dapat hadir untuk membagikan rahasia kesuksesan mereka memajukan pendidikan di sana.
Sebelumnya, Jawa Pos sempat bertemu dengan Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Paivi Hiltunen-Toivio. Bertanya sedikit soal keberhasilan pendidikan Finlandia. Kata ’’teacher” atau guru dia ucapkan berkali-kali. ”Kami percaya pendidikan yang berkualitas itu diawali dengan guru-guru yang berkualitas pula. Kami menerapkan standar tinggi bagi para guru di Finlandia,” jelas Hiltunen-Toivio.
Guru hanya salah satu aspek. Untuk menghasilkan pendidikan yang maju, Kaskinen menjelaskan bahwa dibutuhkan peran banyak pihak untuk mewujudkannya. Terutama orang tua. Namun, pertama-tama, dia menuturkan mengapa kualitas guru menjadi sangat penting dan apa standar tinggi yang mereka terapkan. ”Semua guru di sana harus bergelar master,” tutur Kaskinen.
Tidak sembarang orang bisa menjadi guru di Finlandia. Mereka harus melalui pelatihan yang cukup panjang. Bukan hanya untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga keterampilan mengajar seperti memahami psikologis anak.
Hal itu mungkin memang sudah dilakukan di Indonesia. Yakni, di perguruan tinggi negeri dengan program studi pendidikan. Namun, belum ada yang namanya ’’reformasi pendidikan guru’’ seperti yang telah dilakukan Finlandia.
”Kami belajar selama bertahuntahun tentang bagaimana pendi- dikan guru yang baik sehingga bisa menghasilkan guru yang berkualitas,” katanya. Pemerintah Finlandia sangat memperhatikan kesejahteraan guru. Di kota maupun daerah terpencil, pemerintah memastikan semua guru mendapatkan hak yang sama.
Untuk menerapkan sistem pendidikan guru yang ada sekarang, Finlandia membutuhkan waktu panjang. Yaitu, sekitar 30 tahun. Sistem itu akhirnya diterapkan pada 1990-an dan berlangsung hingga sekarang. Namun, jika ingin mereformasi pendidikan guru yang serupa, pemerintah lokal bisa melakukannya dalam waktu lebih singkat. Tidak harus selama proses yang dijalani Finlandia. ”Paling tidak lima tahun sudah bisa,” jelasnya.
Aspek kedua yang tak kalah penting, peran orang tua dalam tumbuh kembang anak. Bahkan, sejak dalam kandungan. Pemerintah Finlandia mengimbau masyarakatnya untuk mengikuti program gizi bagi anak atau yang disebut Kaskinen dengan istilah ’’maternal care’’. ”Jadi, sejak dalam kandungan, orang tua harus sudah memikirkan gizi yang tepat. Gizi ini sangat berguna dalam proses belajar mereka ketika lahir,” tuturnya.
Investasi besar terhadap pendidikan mungkin bisa menjadi salah satu solusi jitu. Pemkot Surabaya pun sudah menganggarkan 30 persen dari APBD untuk pendidikan. Berapa yang dianggarkan pemerintah Finlandia? ”Hanya sekitar 5 persen. Tapi, menurut kami, itu sudah cukup besar,” ujarnya.
Menurut dia, efisiensi anggaran bisa dilakukan apabila sistem pendidikan, baik pendidikan bagi siswa maupun guru, bisa disederhanakan. ”Kuncinya adalah how to simplified, tidak perlu terlalu rumit untuk menghasilkan kualitas yang baik,” jelasnya.