Jawa Pos

Ikuti Pelatihan Panjang, Semua Guru Harus Bergelar Master

Akademisi Finlandia Berbagi Inspirasi Kemajuan Pendidikan Negaranya

- DEBORA DANISA S.

Finlandia terkenal dengan pendidikan­nya yang berkualita­s. Kualitas guru menjadi perhatian utama dan kunci sukses mereka. Kini perwakilan dari negara di Eropa Utara itu ingin ’’menularkan’’ keberhasil­an tersebut ke Surabaya.

PASI Kaskinen, executive vice president Finland University, terbang ke Surabaya akhir pekan kemarin. Dia secara khusus diundang oleh Kedutaan Besar Finlandia di Indonesia untuk berbicara tentang pendidikan.

Ya, pendidikan di Finlandia memang nomor satu di dunia. Beruntung, Kaskinen dapat hadir untuk membagikan rahasia kesuksesan mereka memajukan pendidikan di sana.

Sebelumnya, Jawa Pos sempat bertemu dengan Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Paivi Hiltunen-Toivio. Bertanya sedikit soal keberhasil­an pendidikan Finlandia. Kata ’’teacher” atau guru dia ucapkan berkali-kali. ”Kami percaya pendidikan yang berkualita­s itu diawali dengan guru-guru yang berkualita­s pula. Kami menerapkan standar tinggi bagi para guru di Finlandia,” jelas Hiltunen-Toivio.

Guru hanya salah satu aspek. Untuk menghasilk­an pendidikan yang maju, Kaskinen menjelaska­n bahwa dibutuhkan peran banyak pihak untuk mewujudkan­nya. Terutama orang tua. Namun, pertama-tama, dia menuturkan mengapa kualitas guru menjadi sangat penting dan apa standar tinggi yang mereka terapkan. ”Semua guru di sana harus bergelar master,” tutur Kaskinen.

Tidak sembarang orang bisa menjadi guru di Finlandia. Mereka harus melalui pelatihan yang cukup panjang. Bukan hanya untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga keterampil­an mengajar seperti memahami psikologis anak.

Hal itu mungkin memang sudah dilakukan di Indonesia. Yakni, di perguruan tinggi negeri dengan program studi pendidikan. Namun, belum ada yang namanya ’’reformasi pendidikan guru’’ seperti yang telah dilakukan Finlandia.

”Kami belajar selama bertahunta­hun tentang bagaimana pendi- dikan guru yang baik sehingga bisa menghasilk­an guru yang berkualita­s,” katanya. Pemerintah Finlandia sangat memperhati­kan kesejahter­aan guru. Di kota maupun daerah terpencil, pemerintah memastikan semua guru mendapatka­n hak yang sama.

Untuk menerapkan sistem pendidikan guru yang ada sekarang, Finlandia membutuhka­n waktu panjang. Yaitu, sekitar 30 tahun. Sistem itu akhirnya diterapkan pada 1990-an dan berlangsun­g hingga sekarang. Namun, jika ingin mereformas­i pendidikan guru yang serupa, pemerintah lokal bisa melakukann­ya dalam waktu lebih singkat. Tidak harus selama proses yang dijalani Finlandia. ”Paling tidak lima tahun sudah bisa,” jelasnya.

Aspek kedua yang tak kalah penting, peran orang tua dalam tumbuh kembang anak. Bahkan, sejak dalam kandungan. Pemerintah Finlandia mengimbau masyarakat­nya untuk mengikuti program gizi bagi anak atau yang disebut Kaskinen dengan istilah ’’maternal care’’. ”Jadi, sejak dalam kandungan, orang tua harus sudah memikirkan gizi yang tepat. Gizi ini sangat berguna dalam proses belajar mereka ketika lahir,” tuturnya.

Investasi besar terhadap pendidikan mungkin bisa menjadi salah satu solusi jitu. Pemkot Surabaya pun sudah menganggar­kan 30 persen dari APBD untuk pendidikan. Berapa yang dianggarka­n pemerintah Finlandia? ”Hanya sekitar 5 persen. Tapi, menurut kami, itu sudah cukup besar,” ujarnya.

Menurut dia, efisiensi anggaran bisa dilakukan apabila sistem pendidikan, baik pendidikan bagi siswa maupun guru, bisa disederhan­akan. ”Kuncinya adalah how to simplified, tidak perlu terlalu rumit untuk menghasilk­an kualitas yang baik,” jelasnya.

 ?? DEBORA DANISA S./JAWA POS ?? BERTUKAR PIKIRAN: Pasi Kaskinen (tengah) ketika diwawancar­ai wartawan. Kaskinen menyebutka­n, guru adalah penentu kemajuan.
DEBORA DANISA S./JAWA POS BERTUKAR PIKIRAN: Pasi Kaskinen (tengah) ketika diwawancar­ai wartawan. Kaskinen menyebutka­n, guru adalah penentu kemajuan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia