Jawa Pos

Sidak, Temukan Konstruksi Ambles

Pemkot Pastikan RSUD dr Soewandhie Masih Aman

-

SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Surabaya Baktiono melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD dr M. Soewandhie kemarin (22/4). Dia kaget saat mengetahui konstruksi bangunan di lantai 3 rumah sakit milik pemkot tersebut ambles.

”Lho lho lho. Ini bahaya ini,” ujar politikus PDIP itu. Jari telunjukny­a ditempel ke bagian yang anjlok. Dua ruas jari amblesnya. Sekitar 5 cm. Semakin mengarah ke pintu, amblesnya semakin dalam. Namun, dia tak bisa melihat kerusakan lain di balik pintu ruangan.

Maklum, pintu kaca itu terkunci. Ada dua kertas yang tertempel. Salah satunya bertulisan: Pintu ini ditutup selamanya. Harap masuk melalui management. Baktiono memotret sisi ruangan tersebut untuk dilaporkan ke pemkot.

Dia lantas meminta pemkot memastikan keamanan masalah konstruksi tersebut. Sebab, anjloknya lantai itu berdekatan dengan ruang rawat inap.

Baktiono mengatakan, rumah sakit tersebut dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama, tidak ada masalah. Justru pada tahap kedua, dia menemukan banyak kekurangan. Salah satunya, kualitas pintu yang hanya terbuat dari tripleks. Di tahap sebelumnya, pintu rumah sakit terbuat dari aluminium. Dia juga menemukan kamar mandi pasien yang tidak memiliki gagang pintu

Selain itu, dia pernah mendapati RSUD dr M. Soewandhie banjir saat mertuanya dirawat. Plafon di salah satu ruangan jebol ketika hujan lebat turun. Kebocoran itu, tampaknya, terjadi di beberapa titik. Salah satunya, di ramp atau jalur landai rumah sakit. Masih terlihat bekas air hujan yang merusak warna cat tembok. Menurut petugas, jika

Lho lho lho. Ini bahaya ini.”

BAKTIONO Anggota Komisi B DPRD Surabaya

bocornya deras, air itu menggenang­i ruangan.

Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya Iman Kristianto Maharhando­no sudah mengetahui masalah tersebut.

Tahun ini pemkot bakal mengganti seluruh atap rumah sakit itu. Anjloknya lantai terjadi karena dilatasi di sambungan bangunan. ’’Itu dilatasi dan kami pastikan aman,” jelas alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Menurut dia, dilatasi sudah biasa di bangunan panjang. Dilatasi atau celah pemisah itu bisa ditutupi atau diperlihat­kan. Di RSUD milik pemkot tersebut, dilatasi tertutup. Risikonya, akan ada retakan apabila terjadi penurunan atau settlement tanah.

Selama keretakan tidak terjadi pada konstruksi bangunan, Iman memastikan RSUD dr M. Soewandhie masih aman. Jika keretakan terjadi pada bagian lantai atau dinding, perbaikan masih bisa dilakukan.

Iman menambahka­n, penutupan akses jalan dan sirkulasi bakal terus diubah. Itu sudah menjadi risiko karena pembanguna­n rumah sakit tersebut dilakukan secara bertahap.

Pemkot berencana memperluas gedung rumah sakit. Sebanyak delapan rumah yang berada di belakang RSUD dr M. Soewandhie bakal dirobohkan. Hingga kemarin, yang berhasil dibebaskan masih dua persil. Sisanya masih proses pembebasan. Jika pembebasan beres, bagian belakang rumah sakit tersebut bakal tersambung dengan pembanguna­n tahap selanjutny­a.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia