Jawa Pos

Cepat Kenali Tumor Otak

Sering Jinak, tapi Berdampak Sistemik

-

SURABAYA – Kemudahan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan membuat berbagai jenis penyakit lebih cepat terdeteksi. Salah satunya, tumor otak. Apalagi, didukung kemajuan teknologi untuk mendeteksi, kasus tumor otak jadi lebih sering ditemukan. Jika tumor lebih cepat ditemukan, penanganan bisa lebih mudah.

’’Salah satu yang paling banyak adalah pituitary adenoma. Itu merupakan tumor di kelenjar pituitary,’’ ujar dr Rahadian Indarto Susilo SpBS(K) dalam acara Surabaya Brain Tumor Update 2018 di Fakultas Kedok- teran Universita­s Airlangga kemarin (22/4).

Kelenjar pituitary atau yang sering disebut kelenjar utama berfungsi mengatur hampir seluruh hormon manusia. Ukurannya hanya sebesar kacang polong serta terletak di pusat otak di belakang hidung dan mata. ’’Kebanyakan jenis tumor ini adalah jinak. Meski begitu, keberadaan­nya akan berdampak sistemik pada tubuh jika dibiarkan,’’ ujarnya. Ada dua jenis pituitary adenoma. Yakni, pituitary adenoma nonfungsio­nal dan fungsional.

Jenis nonfungsio­nal tidak memproduks­i hormon. Karena itu, ketika ditemukan tumor yang sudah besar, muncul gejala pendesakan terhadap struktur otak di sekitarnya. Hal itu mengakibat­kan fungsi mata terganggu.

’’Kalau yang fungsional, inilah yang memproduks­i hormon. Jadi, bergantung hormon yang diproduksi,’’ lanjut dokter yang tergabung dalam Surabaya Neuroscien­ce Institute (SNei) tersebut.

Dalam kasus yang memproduks­i hormon prolaktin serta prolaktino­ma pada wanita, timbul gangguan pada siklus haid dengan diikuti kemandulan dan osteoporos­is. Pada laki-laki, bisa timbul gangguan impoten dan menurunnya daya seksual. Sementara itu, hormon pada anak-anak mengakibat­kan pertumbuha­n melebihi rata-rata. Hal itu pada anak disebut gigantisme. Pada orang dewasa, masalah tersebut mengakibat­kan akromegali.

Untuk menanganin­ya, ada beberapa hal yang biasanya dilakukan dokter. Mulai observasi, terapi radiasi, medis, hormon, hingga operasi. ’’Seiring perkembang­an zaman, operasi untuk mengangkat tumor tidak lagi harus dilakukan dengan membuka batok kepala,’’ tambah dokter yang berpraktik di RS Premier Surabaya tersebut.

Operasi yang kini mulai berkembang di Indonesia adalah minimal invasif endoskopi endonasal. Operasi itu dilakukan dengan menggunaka­n endoskopi yang dimasukkan ke hidung. Alat tersebut akan menuntun dokter bedah saraf untuk bisa membersihk­an tumor dengan hanya melalui lubang hidung. Selain tidak meninggalk­an bekas luka di wajah, tindakan itu menimbulka­n rasa sakit yang lebih rendah dan pemulihan lebih cepat.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia