22 Jam, 2 Mobil Terperosok di Jalan A. Yani
Kecelakaan Disebabkan Human Error
SURABAYA – Kondisi jalan yang lancar tetap menuntut kewaspadaan tinggi para pengendara kendaraan bermotor. Di Jalan Ahmad Yani sepanjang Sabtu (21/4), dua kecelakaan lalu lintas terjadi dalam kurun waktu 22 jam.
Dua kecelakaan di jalur utama yang menghubungkan Surabaya dan Sidoarjo tersebut melibatkan kendaraan roda empat (R4). Dua-duanya merupakan kecelakaan tunggal. Dua mobil itu sama-sama terperosok saluran air yang menjadi pembatas jalur. Indikasi human error alias kesalahan manusia terlihat jelas dari dua insiden tersebut.
Peristiwa pertama terjadi pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00. Sebuah mobil Suzuki Vitara dengan nopol N 1091 CE celaka di jalur paling kanan frontage road (FR) barat Jalan A. Yani, tepatnya di seberang Rumah Makan Primarasa. Bagian depan mobil yang dikemudikan Riko Ferdiansyah, 20, itu terperosok ke saluran air.
Kepada polisi, warga Sidoarjo itu mengaku dalam kondisi mengantuk saat mengemudi. Dia memacu kendaraan dengan kecepatan sedang. Dia merasakan tiba-tiba mobilnya oleng dan akhirnya terperosok. Riko mengemudi sendiri dan tidak ada cedera serius yang dialaminya.
Insiden kedua terjadi Sabtu malam di posisi yang tak jauh dari kejadian dini hari. Namun, berada di sisi yang berlawanan arah, yaitu jalan utama A. Yani arah Sidoarjo. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu pukul 23.30. Kali ini menimpa mobil Toyota Innova putih dengan nopol L 1480 CJ. Mobil tersebut dikemudikan seorang perempuan. Hingga evakuasi selesai, perempuan itu enggan keluar mobil.
Petugas di tempat kejadian juga tidak memberikan identitas pengemudi. Perempuan tersebut berusia antara 20–25 tahun dengan tinggi sekitar 150 cm dan rambut panjang sepinggul. Saat kejadian, pengemudi mengenakan baju putih dengan celana panjang berbahan jins.
Sesaat setelah kejadian, teman lakilaki pengemudi, yakni Arifano Jananto, 29, datang untuk menemui pengemudi. Arifano hanya mengatakan, kondisi pengemudi yang shock membuat dia tidak mau keluar dan lebih memilih kabur dengan menggunakan taksi online. ”Arifano ini yang ikut untuk diperiksa di kantor,” ujar Bayu Halim Nugroho, Kanitlaka lantas Polrestabes Surabaya.
Menurut pengakuan Arifano, teman perempuannya tersebut kurang konsentrasi saat mengemudi. Dia mengemudi sembari bermain handphone. Dia pun tidak sadar saat mobilnya melaju terlalu ke kanan hingga terperosok ke saluran air di sisi jalur hijau.
Kedua roda kanan mobil terperosok ke saluran air. Akibatnya, sekitar 10 beton penutup saluran hancur. Mobil pun sulit dikeluarkan dari saluran meski menggunakan bantuan mobil derek dari dinas perhubungan.
Alhasil, dibutuhkan waktu satu jam hingga mobil tersebut berhasil diangkat. Dampaknya, kemacetan panjang tidak dapat dihindari. Petugas terpaksa menutup dua lajur dan menyisakan satu lajur saja.
Kecelakaan tunggal di Jalan A. Yani memang cukup sering terjadi. Bayu menambahkan, mayoritas disebabkan human error. Yakni, pengendara dalam kondisi lelah, mengantuk, atau bahkan sedang mabuk. ”Laka tunggal kan kebanyakan terjadi pada malam dan dini hari,” imbuhnya.
Selain itu, kondisi jalan yang lengang pada malam membuat pengemudi memacu kendaraan dengan kencang. Saat fokus mengemudi terganggu, pengemudi pasti sulit mengendalikan laju kendaraannya. ”Kalau mengantuk, silakan beristirahat dulu. Jangan terus dipaksakan mengemudi,” terangnya.