Tewas setelah Menenggak Miras dan 20 Butir Obat
SURABAYA – Seorang pekerja bangunan ditemukan tewas di Jalan Dukuh Kuwukan Lapangan Gang 1A, Lontar, Surabaya. Pria bernama Wawan tersebut terbujur kaku dengan mulut berbusa. Dia diduga tewas setelah menenggak miras selama tiga hari berturut-turut sejak Sabtu malam (21/4) bersama lima temannya.
Meski demikian, menurut Kapolsek Lakarsantri Kompol Dwi Heri Sukiswanto, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian Wawan. ”Harus dilakukan visum lebih dulu. Namun, saat dicek, kondisi fisiknya tidak ada bekas penganiayaan,” katanya saat meninjau TKP kemarin (24/4).
Wawan merupakan buruh bangunan yang sedang mengerjakan proyek perumahan. Setahun terakhir dia tinggal di rumah milik Agus Sudarmawan, yang sedang dibangun. Jenazah pria 16 tahun itu ditemukan tergeletak di salah satu kamar di rumah dua lantai tersebut. ”Ada tiga pekerja di sini. Dia kan nggak ngekos, jadi numpang tidur sini,” ucap Agus, 30, pemilik rumah.
Menurut Fajar Eko, salah seorang teman Wawan, sebelum meninggal, Wawan mengeluh lemas. Kemudian, Eko juga diminta memandikan Wawan, saking tidak berdayanya. ”Habis minta dimandikan, minta dibelikan es. Ya sudah, saya belikan es degan,” katanya.
Eko lantas mendapati Wawan sudah tergeletak dengan mulut berbusa. ”Koyok wong keracunan. Ditakoni nggereng tok,” lanjutnya. Setelah itu, tubuhnya tak bergerak.
Kemudian, dia menghubungi Agus, pemilik rumah. Lantas, Agus menelepon ketua RT dan Polsek Lakarsantri. Pria asal Jember tersebut dinyatakan tewas pukul 10.30.
Menurut keterangan Eko, Wawan memiliki kebiasaan menenggak 10 butir obat anti-mabuk perjalanan dan obat batuk dalam sekali tenggak. ’’Ngakunya untuk stamina. Cek kerjone kuat,’’ lanjut pria asal Tuban tersebut.
Berdasar hasil pemeriksaan di TKP, polisi menduga obat-obatan itu mempunyai pengaruh signifikan terhadap kematian korban. Terlebih, korban langsung meminumnya, yakni masing-masing 10 butir setiap obat. Polisi juga menemukan beberapa bungkus obat-obatan di selokan depan rumah.
Menurut sumber lain yang tak mau disebut namanya, korban kerap mengonsumsi obat secara berlebihan lantaran depresi. ”Koyokane onok masalah karo pacare. Tapi masalahe yoopo gak ruh,” ujarnya.
Jenazah lantas dibawa ke RSUD dr Soetomo. Keluarga Wawan menolak otopsi.