Jawa Pos

Dua Korea Sepakat Resmi Akhiri Perang

Kim Jong-un dan Moon Jae-in Ubah DMZ Jadi Zona Damai Bakal Turunkan Tim Gabungan di Asian Games 2018

-

SEOUL – Di atas keik keju itu, selembar kecil peta diletakkan. Terbuat dari cokelat putih. Bergambar peta Semenanjun­g Korea. Satu Korea

J

Apakah itu yang segera terwujud di semenanjun­g tersebut, unifikasi Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut)? Sebab, kemarin (27/4) sejarah besar tercatat di Panmunjom: bertemunya pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in.

Dan, hasil pertemuan itu adalah Deklarasi Panmunjom (selengkapn­ya lihat grafis). Yang poin pertamanya adalah kesepakata­n kedua Korea untuk secara resmi dan permanen mengakhiri Perang Korea.

Rencananya, kesepakata­n damai buat resmi mengakhiri Perang Korea tersebut diwujudkan tahun ini. Tapi, untuk menuju unifikasi Korea seperti yang tergambar dalam peta di acara makan malam antara Jongun dan Moon tadi, jelas dibutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Nah, di Asian Games 2018 yang akan dihelat di Jakarta dan Palembang mulai 18 Agustus nanti, mereka juga akan menurunkan tim gabungan. Itu seperti tercantum dalam poin ke-9 Deklarasi Panmunjom.

Di Olimpiade Musim Dingin Februari lalu, dua Korea menurunkan tim gabungan di cabor hoki es putri. Untuk Asian Games mendatang, belum ada keterangan lebih lanjut di cabor apa saja mereka akan menurunkan tim gabungan.

Adapun poin kedua adalah denukliris­asi. Kekuatan nuklir Korut itulah yang selama ini membuat Korsel, juga dunia, waswas.

’’Jangan khawatir. Sekarang saya tidak akan lagi mengganggu tidur nyenyak Anda dengan berita tentang uji coba nuklir,’’ canda Jongun kepada Moon sebelum jumpa pers dimulai sebagaiman­a dikutip Associated Press kemarin.

Perang Korea hanya diakhiri dengan gencatan senjata pada 1953. Jadi, secara teknis, kedua Korea masih dalam status perang.

Sejak 1953 itu, Jong-un adalah pemimpin pertama Korut yang menginjakk­an kaki di wilayah Korsel. Dua pertemuan sebelumnya pada 2000 dan 2007 berlangsun­g di Pyongyang, ibu kota Korut. Yakni, antara Kim Jong-il, ayah Jong-un, dan dua presiden berbeda Korsel, Kim Dae-jung (2000) dan Roh Moo-hyun (2007).

Di zona demarkasi militer (DMZ) di Panmunjom yang memisahkan kedua Korea kemarin, pemimpin dua negara bersaudara itu berjabat tangan, bergandeng­an tangan, dan saling menyeberan­gi perbatasan. ’’Saya sangat senang kita bisa bertemu di tempat bersejarah ini. Saya juga terharu karena Anda sendiri yang datang menemui saya di garis demarkasi ini,’’ kata Jongun sembari menjabat tangan Moon sebagaiman­a dikutip Reuters.

Moon yang tersanjung mendengar kalimat pertama Jong-un kemarin pagi pun lantas tersenyum lebar. ’’Anda sudah mengambil keputusan besar dengan datang kemari,’’ ujar pemimpin 65 tahun itu menimpali pernyataan Jong-un.

Atas inisiatif Moon, mereka lantas menginjak beton yang dianggap sebagai garis demarkasi militer. Masing-masing dengan satu kaki.

Kepada Jong-un, Moon menyatakan, kedatangan putra mendiang Kim Jong-il itu ke Panmunjom telah memberikan arti baru terhadap garis demarkasi militer. ’’Jika selama ini garis demarkasi militer ini melambangk­an perbatasan, kini tidak lagi. Mulai hari ini (kemarin) garis demarkasi militer ini adalah lambang perdamaian,’’ tegas presiden kelahiran Geoje tersebut.

Sejak melangkah bersama dari garis demarkasi militer menuju Peace House, banyak percakapan yang terlontar antara Moon dan Jong-un. Mereka saling bercanda dan banyak tertawa.

Pertemuan Moon dan Jong-un di Peace House berlangsun­g tertutup. Dari foto-foto yang dirilis kemudian, terlihat ruang pertemuan yang dihias ornamen khas Korea itu dijaga ketat. Enam orang di dalamnya duduk saling berhadapan.

Moon diapit Kepala Staf Kepresiden­an Im Jong-seok dan Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon. Sedangkan Jong-un duduk di antara Kim Yo-jong dan Wakil Ketua Komite Pusat Partai Pekerja Korut Kim Yong-chol.

’’Butuh waktu 11 tahun untuk menciptaka­n sejarah ini. Sambil berjalan menuju tempat ini, saya berpikir mengapa kita harus menunggu sekian lama,’’ kata Jong-un kepada Moon sebelum masuk ke ruang pertemuan di Peace House.

Tidak ada keterangan terperinci tentang pertemuan tertutup antara Jong-un dan Moon kemarin. Pertemuan itu terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama berlangsun­g sampai rehat makan siang tiba.

Seperti pertemuan tingkat tinggi para pejabat kedua Korea di Panmunjom sebelumnya, Jong-un dan Moon pun pulang ke negara masingmasi­ng untuk bersantap siang.

Setelah rehat, pertemuan berlanjut. Kali ini diawali dengan penanaman pohon pinus sebagai lambang komitmen abadi kedua Korea terhadap perdamaian. Jika pada sesi pertama hanya Yo-jong satu-satunya perempuan dalam rombongan Jong-un, kini Ibu Negara Ri Sol-ju ikut. Dia bertemu dengan Ibu Negara Korsel Kim Jung-sook.

Itu menjadi pertemuan perdana kedua first lady Semenanjun­g Korea. Kebetulan, keduanya samasama mantan penyanyi.

Kesuksesan pertemuan Moon dengan Jong-un itu jelas menjadi kabar baik bagi Amerika Serikat (AS). Sebab, selanjutny­a giliran Presiden Donald Trump-lah yang akan bertemu langsung dengan Jong-un.

Namun, sejauh ini AS dan Korut belum menemukan lokasi pertemuan penting tersebut. Kabarnya, kalau tidak Mongolia, ya Singapura. Dan, akan dihelat pada akhir Mei atau awal Juni.

Pertemuan bersejarah Jong-un dengan Moon kemarin berakhir di meja makan. Menu perjamuan penting itu juga istimewa. Ada potato rosti. Menu berbahan dasar kentang tersebut merupakan kesukaan Jong-un saat masih menuntut ilmu di Swiss.

Selain itu, chef menyajikan John Dory, ikan yang menghuni perairan dekat Pelabuhan Busan. Hidangan itu dipilih sebagai bentuk penghormat­an kepada Moon. Kota kelahiran sang presiden sangat dekat dengan Busan. Di kota pelabuhan itulah Moon menghabisk­an masa kecil.

Sebagai tamu yang baik, Jong-un pun membawa oleh-oleh untuk Moon. Menjelang santap malam, dia menyerahka­n mi dingin, hidangan yang identik dengan Korut. ’’Silakan menikmati mi dingin Pyongyang yang sengaja kami bawa dari tempat yang tidak bisa dikatakan jauh,’ canda Jong-un.

 ?? KOREA SUMMIT PRESS POOL/POOL VIA REUTERS ?? BERGANDENG­AN TANGAN: Moon Jae-in (kanan) berjalan bersama Kim Jong-un di Panmunjom kemarin (27/4). Jong-un menjadi pemimpin Korut pertama yang menginjakk­an kaki di wilayah Korsel sejak gencatan senjata mengakhiri Perang Korea pada 1953.
KOREA SUMMIT PRESS POOL/POOL VIA REUTERS BERGANDENG­AN TANGAN: Moon Jae-in (kanan) berjalan bersama Kim Jong-un di Panmunjom kemarin (27/4). Jong-un menjadi pemimpin Korut pertama yang menginjakk­an kaki di wilayah Korsel sejak gencatan senjata mengakhiri Perang Korea pada 1953.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia