BNNP Endus 58 Jaringan Bandar
Sabu-Sabu di Pengecer Sudah Dicampur Gula dan Tawas
SURABAYA – Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Bambang Budi Santoso menyebut ada 58 jaringan yang masih beroperasi. Meski sejumlah pengedar kakapnya sudah ditangkap. Misalnya, yang diungkap di Sidoarjo, Jember, dan Banyuwangi.
Dia menyatakan, dari 58 jaringan tersebut, beberapa di antaranya ditengarai berada di Lapas Kerobokan, Bali. Namun, Bambang enggan menyebut aktor yang mengoperasikan puluhan jaringan itu. ’’Kami ada datanya, tapi tunggu dulu. Kami pereteli satusatu dulu,’’ ujarnya saat pemusnahan 38,3 kilogram narkoba jenis ganja dan sabu-sabu (SS) di kantor BNNP Jatim kemarin (27/4).
Bambang mengatakan, jaringan tersebut juga sudah dimonitor polisi. Pasokan para bandar itu berasal dari Aceh dan Malaysia. Yang dari Aceh berbentuk ganja, sedangkan dari Malaysia sabu-sabu. ’’Kita perlu sinergisitas dari semua pihak untuk menumpas sisa jaringan ini,’’ ungkap jenderal bintang satu itu.
Jaringan tersebut dipetakan berdasar daerah operasinya. Para bandar dan kurir yang bermain di wilayah Jember dan Banyuwangi merupakan pemain ganja. Yang beroperasi di wilayah Surabaya dan Madura merupakan pengedar SS. ’’Kalau yang ganja itu ordernya kan turis asing. Mereka suka konsumsi itu (ganja, Red) di Bali,’’ jelas Budi.
Kasubbid Narkoba Forensik Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya AKBP Arif Andi mengungkapkan, serbuk haram yang diterima para bandar Jatim dari Malaysia berkualitas bagus alias murni amphetamine. Sebab, para bandar besar biasanya menjaga kualitas. Fakta berbeda justru ditemukan pada tangkapan polisi di level pengecer. ’’Ada campuran gula, garam, bahkan tawas. Itu level pengecer tangkapan polsek biasanya,’’ katanya.
Hal tersebut dibenarkan mantan kurir sabu-sabu asal Malang, Iwan Hermawan. Dia pernah mengonsumsi sabu-sabu yang ternyata dicampur gula bubuk yang biasanya ditaburkan di atas donat. ’’Sabunya agak manis. Nggak bikin pusing. Teman saya yang goblok beli,’’ ucap pria yang pernah dihukum di Rutan Medaeng pada 2008 tersebut.
Andi mengaku tidak tahu di level mana para bandar itu mengoplos amphetamine dengan zat lain. Yang jelas, mereka melakukannya untuk melipatgandakan keuntungan. ’’Sabu-sabunya sedikit, campurannya agak banyak,’’ paparnya, lantas terbahak.
Saat pemusnahan kemarin (27/4), Budi sempat memberikan apresiasi kepada perwakilan PT Pos Indonesia yang sudah membantu penangkapan kurir ganja di Banyuwangi. Sebanyak 38,3 kilogram narkoba yang dimusnahkan itu terdiri atas 32 kilogram ganja dan 6,3 kilogram sabu-sabu. Barang bukti tersebut dibakar di dalam insinerator milik BNNP Jatim. Narkoba tersebut merupakan hasil tangkapan dan pengembangan penyidikan selama 20 hari sejak 3 Maret hingga 23 Maret.