Pendidikan Vokasi Jadi Prioritas
SURABAYA – Program pendidikan vokasi (keterampilan tambahan) menjadi salah satu fokus Pemprov Jatim pada tahun pelajaran baru 2018–2019. Bukan hanya dimulainya pelaksanaan SMA double track, sejumlah program lain juga bakal diterapkan. Untuk SMA double track, misalnya, pemprov memastikan bahwa program pemberian tambahan keterampilan pada siswa SMA/sederajat itu diterapkan mulai tahun pelajaran mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim Saiful Rahman menyatakan, saat ini persiapan penerapan SMA double track sudah memasuki fase akhir. ”Secara umum sudah siap. Insya Allah, tahun pelajaran baru sudah dimulai,” katanya kemarin (28/4).
Untuk jumlah peserta, misalnya, sedikitnya ada 21 SMA yang bakal jadi pilot project program tersebut. Itu belum termasuk sejumlah lembaga pendidikan nonformal. ”Tinggal penentuan bidang studi yang akan diajarkan di setiap sekolah. Karena disesuaikan dengan SMK terdekat,” imbuhnya.
Selain SMK double track, pemprov menggeber program pendidikan vokasi lain. Salah satunya adalah pengembangan SMK mini yang tersebar di 264 pondok pesantren. Diproyeksikan, pemprov bakal memberikan tambahan bantuan operasional sekolah daerah (bosda). Dana Rp 25 miliar telah disiapkan. Ditargetkan, jumlah peserta SMK mini tahun pelajaran mendatang bisa mencapai 50 ribu.
Rencana pengembangan pendidikan vokasi lain yang dijajaki adalah penyelenggaraan balai latihan kerja (BLK) berstandar internasional. ”Ini sesuai dengan yang diinginkan Pak Gubernur (Jatim Soekarwo, Red),” lanjut dia.
Pemberian prioritas terhadap pengembangan pendidikan vokasi tak lepas dari target pemprov menurunkan angka pengangguran. Sebab, sampai saat ini, salah satu penyebab utama masih banyaknya lulusan sekolah yang kesulitan mendapat kerja adalah problem kemampuan/keterampilan.